Kesehatan

Dinkes Lakukan Skrining Masif, Kasus TBC di Semarang Tunjukkan Penurunan

×

Dinkes Lakukan Skrining Masif, Kasus TBC di Semarang Tunjukkan Penurunan

Sebarkan artikel ini
Dinkes Lakukan Skrining Masif, Kasus TBC di Semarang Alami Penurunan
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, M. Abdul Hakam. (Ellya/beritajateng.tv)

BACA JUGA: Lewat Penghargaan Kota Sehat, Walikota Semarang Dorong Warganya Miliki Budaya Hidup Sehat

Hakam menyebut pada tahun 2023, telah melakukan skrining kepada 45 ribu warga, di mana temuan positifnya sekitar 7.900 kasus.

Kemudian pada 2024, terus melakukan skrining ke 47 ribu suspek dan menemukan angka positif 6 ribu kasus.

“Semakin tinggi skrining dan temuan angka positifnya rendah ini semakin bagus. Sampai Mei 2025, angka kasus yang ada sekitar 1.963,” bebernya.

Lebih lanjut, Hakam mengatakan untuk intervensi berupa skrining ini tidak di pungut biaya.

Hal ini lantaran ketika menemukan satu kasus positif, kontak erat seperti keluarga dan orang terdekat kemudian akan pihaknya lakukan skrining.

Pasalnya, penularan TBC terjadi melalui droplet mirip pada kasus Covid-19.

“Kalau kontaknya negatif, setelah skrining, Dinkes melakukan terapi pencegahan tuberculosis (TPT). Dan di berikan obat yang di minum seminggu sekali. Penderita TBC himbauannya kalau keluar harus pakai masker,” tuturnya.

Terkait rencana vaksin TBC seperti yang ada di Jakarta, Hakam menyebut hal tersebut tidak perlu berjalan di Kota Semarang.

Apalagi skrining terus Dinas Kesehatan lakukan untuk mengantisipasi penularan.

“Kita tidak boleh berhenti skrining, contohnya saat Covid-19, kontak erat di periksa hal ini yang membuat kasusnya turun,” ujarnya.

Saat ini, lanjut Hakam, Pemerintah Kota Semarang sedang menyusun rancangan peraturan daerah (Raperda) TBC.

Tujuannya untuk percepatan eliminasi TBC ditingkat kota pada tahun 2028.

Hakam memaparkan, Raperda ini membutuhkan peran serta seluruh lapisan masyarakat untuk melakukan pengawasan dan pendampingan. Kepada penderita TBC ataupun suspek yang negatif TBC agar rajin meminum obat.

“Kalau tidak ada peran serta masyarakat, tidak berhasil. Kita gagas ini sebagai komitmen kecepatan, dan jadi suatu legacy menekan angka TBC,” tandasnya. (*)

Editor: Elly Amaliyah

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan