Sosok yang berada di luar partai bermodal popularitas saja, bagi NHS, tidaklah cukup.
NHS sarankan debat antar kandidat dalam Pilgub Jateng
Bagi NHS, berlangsungnya Pemilu 2024 pada 14 Februari lalu harus menjadi refleksi untuk Pilkada Serentak pada 27 November 2024 mendatang. Utamanya, NHS menyebut metode kampanye harus menjadi bahan evaluasi juga.
Ia menilai, metode kampanye rapat umum yang melibatkan ribuan orang tak efektif. Alasannya, program kerja masing-masing kandidat tak dapat terserap baik oleh masyarakat sebagai calon pemilih.
“Metodenya bisa menggunakan platform media, ternyata media sosial seperti YouTube jadi favorit untuk digunakan kampanye, baik oleh lembaga resmi maupun tidak resmi. Apalagi kemudian diikuti platform lainnya seperti Instagram dan Tiktok,” terangnya.
BACA JUGA: Songsong Pilkada Serentak 2024, Nana Sudjana Harap Meninggalnya Petugas Pemilu Tak Terulang Lagi
Lebih lanjut, NHS mengapresiasi diskusi publik seperti Desak Anies dan Tabrak Prof yang ramai digunakan oleh paslon 01 dan 03 saat Pemilu 2024 lalu. Metode itu, bagi NHS, jauh lebih efektif untuk menyampaikan gagasan paslon sekaligus membuat masyarakat melek akan politik.
“Kampanye justru menurut saya untuk orang yang baru, bukan anggota partai politik yang hadir dalam rapat umum atau kampanye akbar. Kandidat menyampaikan visi misi dan semacamnya. Paling bagus metode seperti Anies Baswedan melalui Desak Anies maupun Pak Mahfud melalui Tabrak Prof,” tandasnya. (*)
Editor: Farah Nazila