Scroll Untuk Baca Artikel
Politik

Fenomena Politik Uang, Semakin Kecil Cakupan Dapil Semakin Tinggi Nilainya

×

Fenomena Politik Uang, Semakin Kecil Cakupan Dapil Semakin Tinggi Nilainya

Sebarkan artikel ini
politik uang
Pengamat politik asal Universitas Diponegoro (Undip) Fitriyah saat menjadi pembicara diskusi di Grand Candi Hotel Semarang, Senin 25 September 2023. (Made Dinda Yadnya Swari/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tv – Sistem pemilu proporsional terbuka diduga menjadi pemicu maraknya politik uang di Indonesia. Pengamat politik Undip Fitriyah mengungkapkan hal itu.

“Sistem pemilu proporsional terbuka berkontribusi atas maraknya politik uang, karena caleg harus mengejar personal vote,” ujar pengamat politik Undip Fitriyah, Senin 25 September 2023.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Dalam Pemilu proporsional terbuka, kata Fitriyah, yang bersaing ialah antar kandidat. Tak sama halnya dengan pemilu proporsional tertutup yang membuat satu partai dengan partai lainnya yang bersaing.

“Apalagi mereka bertarung dengan temannya sendiri, tidak mungkin itu jualan visi misi partai. Kemudian yang mereka jual itu pembeda yang paling mudah, yakni politik uang,” ujar pengamat politik Undip Fitriyah.

BACA JUGA: Tanggapi Soal Ganjar Muncul dalam Tayangan Azan TV, Pengamat Politik Khawatir Isu Keagamaan Kembali Terulang

Dosen program studi Ilmu Pemerintahan FISIP Undip itu membenarkan sistem pemilu yang berlaku saat ini menjadi penyumbang praktik politik uang.

Perihal luas tidaknya wilayah pertarungan atau daerah pemilihan (dapil), menurutnya bisa jadi faktor politik uang lainnya.

“Semakin kecil cakupan dapilnya, maka semakin tinggi politik uang. Kalau semakin luas, politik uang tidak sebesar itu,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Fitriyah memaparkan dapil untuk pilkada hanya mencakup kabupaten tertentu. Sementara dalam konteks Pilpres, wilayah pertarungannya meliputi seluruh provinsi di Indonesia.

Tinggalkan Balasan