“Oleh sebab itu program tersebut mendapat gayung bersambut dari DMI dan akan dilanjutkan ke kecamatan lain,” ujarnya.
Ketua DMI Kota Semarang, Achmad Fuad menuturkan Program pisangisasi telah dilakukan sejak tahun lalu tepat bulan Oktober 2021. Hingga saat ini yang telah memanen. Kemudian Kecamatan Semarang Barat juga telah mulai memanen.
“Kira-kira panen pisang baru mencapai 100 kilogram,” ujarnya saat festival pisang di Masjid Baitunnur Jalan Taman Sendangsari III RT 03 RW 01 Kelurahan Kalicari Kecamatan Pedurungan, Kamis (1/9).
Menurutnya, program pisangisasi untuk mengoptimalkan fungsi Masjid selain ibadah.Program tersebut dapat memberikan manfaat untuk jamaah.
Saat ini baru ada lima masjid telah menjalankan pisangisasi yaitu Masjid wilayah Semarang Barat, Semarang Utara, Gunungpati, Banyumanik, dan Pedurungan.
“Nanti kami akan berlanjut di bulan September untuk menambah masjid-masjid yang menjalankan program tersebut,” ujarnya.
Pada kegiatan itu dihadiri Wakil Bupati Nagekeo Nusa Tenggara Timur Marianus Waja yang ingin mengetahui pemanfaatan pisang secara maksimal. Terlebih NTT sebagai penghasil pisang.
“Mungkin ini menjadi contoh di NTT bahwa pisang dapat dimanfaatkan,” tutur dia,
Ia menuturkan pada festival pisang tersebut masyarakat di Wilayah Pedurungan bisa memanfaatkan pisang. Pihak kecamatan dan DMI telah menyiapkan lahan untuk menanam bibit pisang.
“Kami juga telah mengundang Free Trade Agreement (FTA) bentukan Kementerian Perdagangan yang bertugas melakukan pendampingan pelaku usaha akan ekspor untuk mengarahkan bagaiman pengepakan dan pemilihan negara tujuan ekspor,” imbuhnya. (Ak/El)