Male Gaze dalam film The Substance
Hal yang pastinya saya ingat betul dari film ini adalah bagaimana sutradara merepresentasikan Male Gaze yang kental. Hal ini terlihat dari banyaknya shot slow-motion tubuh wanita; bibir basah, payudara, dan pantat kencang.
Dalam sebuah wawancara, sutradara Fargeat mengecam baik mitos kecantikan, yakni keyakinan bahwa nilai seorang wanita terikat pada penampilannya, maupun pandangan pria atau Male Gaze, dari sanalah wanita akan mendapatkan ‘respect’ nya. Tentunya hal ini tidak lagi hal yang baru. Bahkan di dunia hiburan, Male Gaze sudah terwujud di popular culture (Pop Culture), dari film Hollywood hingga music video (MV) musik. Namun, Fargaet di sini tidak seutuhnya meniru gagasan tersebut. Ia lebih banyak menggunakan cermin, foto, kamera dan televisi untuk menarik pandangan kita pada Male Gaze. Hal itu ia lakukan untuk menunjukkan adanya masalah, kengerian yang muncul ketika penampilan dan kenyataan tidak sejalan.
Terdapat hal menarik lainnya yang saya dapati selama menonton film ini, yakni paralel antara Demi Moore dengan karakter yang ia mainkan, Elisabeth Sparkle. Demi Moore, siapa yang tidak tahu aktris ini? Film Ghost, G.I Jane, Indecent Proposal merupakan film terbaiknya menurut saya. Kini, umurnya menyentuh 61 tahun, hidupnya mungkin sudah tidak sama lagi seperti masa mudanya. Namun, film The Substance ini seolah menghadirkan performanya yang luar biasa, bahkan Moore digadang-gadang akan menjadi pemenang di Oscar karena film ini.
BACA JUGA: Daripada Nonton Joker 2, Mending Simak Home Sweet Loan, Gambaran Realita Generasi Sandwich dan ‘Beban Keluarga‘
Selain itu ada Dennis Quaid, memerankan bos agensi, Harvey. Ini mengingatkan saya pada Harvey Weinston, salah satu produser film Hollywood yang terbukti melakukan kekerasan seksual ke lebih dari 50 perempuan. Ia mengiming-imingi dengan menjadikan perempuan itu bagian dari industrinya, katakanlah, model, atau aktrisnya. (*)
Farah Nazila
Editor beritajateng.tv