Ia menegaskan bahwa keputusan DPR untuk rapat di hotel berbintang justru mencederai kepercayaan publik.
“Ketika rakyat diminta berhemat, justru wakilnya menggelar pertemuan di tempat mewah,” imbuhnya.
Publik pun mempertanyakan alasan pemilihan tempat rapat di lokasi yang tergolong mahal. Padahal, berbagai institusi lain tengah melakukan pengetatan anggaran.
BACA JUGA: Tanggapi Wacana Partai Super Tbk, Pengamat Adi Prayitno: Sebatas Kritik Politik dari Jokowi
“Hal ini semakin memperkuat dugaan bahwa efisiensi yang selama ini pemerintah dengungkan hanya sebatas retorika belaka. Kepercayaan itu mahal. Sekali hilang, sulit memperolehnya kembali,” tegas Adi.
Isu utama yang menjadi pembahasan dalam rapat tersebut cukup penting, yakni RUU TNI. Salah satu poin krusialnya ialah mengenai posisi perwira aktif dalam jabatan sipil.
Saat ini, ada wacana memperbolehkan mereka tetap bertugas tanpa harus pensiun dini. Namun, banyak pihak yang menilai bahwa langkah ini bertentangan dengan prinsip demokrasi dan profesionalisme militer.
“Jika antara ucapan dan tindakan berbeda, bagaimana rakyat bisa percaya?” pungkas Adi Prayitno. (*)
Respon (3)