Scroll Untuk Baca Artikel
Jateng

Genuk Semarang Banjir Lagi Usai Hujan Semalam, BBWS Pemali Ungkap Solusinya

×

Genuk Semarang Banjir Lagi Usai Hujan Semalam, BBWS Pemali Ungkap Solusinya

Sebarkan artikel ini
banjir genuk
Banjir di kawasan SMAN 10, Kecamatan Genuk, Semarang. (Instagram/infokejadian_genuk)

SEMARANG, beritajateng.tv – Usai hujan mengguyur pada Rabu, 24 April 2024 malam, sebagian wilayah Kota Semarang mengalami banjir. Salah satunya yang terjadi di Kecamatan Genuk.

Melalui unggahan akun Instagram @infokejadian_genuk pada Kamis, 25 April 2024, tampak banjir menggenangi SMAN 10 Semarang yang berlokasi di Jalan Padi Raya Nomor 16, Gebangsari, Kecamatan Genuk, Kota Semarang.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Perihal banjir yang kerap menimpa Kota Semarang, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana angkat bicara. Kepala BBWS Pemali Juana, Harya Muldianto menegaskan bahwa permasalahan banjir di Kota Semarang berbeda dengan Demak, Kudus, maupun Pati.

“(Sungai) di Kota Semarang sistemnya sudah tertutup, karena apa? Karena sudah tanggul semua. Solusinya cuma satu, pompa,” ujar Harya.

Tak seperti banjir yang terjadi di wilayah Demak dan sekitarnya yang sungainya masih menggunakan sistem terbuka, Harya menilai penanganan banjir di Kota Semarang harus memaksimalkan penggunaan pompa.

“Kapasitas pompanya harus sama dengan kapasitas air yang harus dikeluarkan. Saat ini yang ada di Semarang, pompa-pompa yang ada tidak sebanding dengan debit airnya,” jelasnya.

BACA JUGA: Srikandi PLN Luffiah Oprisa: Tak Gentar Hadapi Banjir Demi Amankan Gardu Induk Kudus

Lebih lanjut, Harya menegaskan jika pompa di Kota Semarang beroperasi selama 24 jam pun itu tak akan mampu menurunkan debit air yang datang.

“Meski pompa air ini dioperasikan selama 24 jam, tidak bisa serta merta menurunkan air. Sehingga masih muncul genangan di beberapa wilayah, terutama di utaranya Semarang timur, seperti Kaligawe, Genuk, Woltermonginsidi, dan Muktiharjo,” bebernya.

Sementara itu, penanganan banjir di Demak dan sekitarnya, lanjut Harya, dilakukan dengan normalisasi sungai.

Tinggalkan Balasan