Scroll Untuk Baca Artikel
Jateng

Guru Besar FK Undip Tanyakan Soal Indonesia Kekurangan Dokter, Ini Jawaban Anies

×

Guru Besar FK Undip Tanyakan Soal Indonesia Kekurangan Dokter, Ini Jawaban Anies

Sebarkan artikel ini
desak anies semarang
Foto: Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Prof Dr dr Zainal Muttaqin, SpBS(K), PhD saat acara Desak Anies di Kota Semarang, Senin, 5 Februari 2024. (Tangkapan layar/Youtube Anies Baswedan)

SEMARANG, beritajateng.tv – Calon presiden nomor urut 01, Anies Baswedan menjawab persoalan kekurangan dokter di Indonesia dalam di Semarang. Anies berjanji akan melibatkan stakeholder dan para ahli dalam menentukan kebijakan sekolah kedokteran jika terpilih jadi presiden nantinya.

Penjelasan Anies itu saat menjawab pertanyaan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Prof Dr dr Zainal Muttaqin, SpBS(K), PhD saat acara Desak Anies di Kota Semarang, Senin, 5 Februari 2024.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

“Bahwa menyusun kebijakan harus mendasarkan pada data yang akurat, yang kedua harus melibatkan stakeholder yang relevan sehingga kebijakan yang disusun adalah kebijakan yang menjawab persoalan,” jelasnya.

Anies menjelaskan, presiden seharusnya tidak ikut serta dalam menentukan banyaknya sekolah kedokteran yang akan dibuka. Hal tersebut, kata dia, adalah bukti kecenderungan pemerintah dalam melakukan micro management.

BACA JUGA: Antusiasme Masyarakat Semarang Ikuti ‘Desak Anies’ Pecahkan Rekor, Anies: Memang Ingin Melakukan Perubahan

Padahal, lanjut Anies, pemerintah harusnya memiliki yang namanya micro question. Sehingga nantinya solusi sesuai dengan permasalahan yang ada.

“Presiden cuma bilang ‘saya ingin memastikan bahwa pendidikan kedokteran bisa menyuplai kebutuhan dokter Indonesia secara berkelanjutan’. Bagaimana caranya nah itu kerjakan, datanya, stakeholdernya, susun kebijakannya, lalu siapkan langkahnya. Tapi angkanya monggo,” tambahnya.

Anies menuturkan, menyerahkan solusi kepada stakeholder dan para ahli merupakan contoh dari micro question. Di sisi lain, ia menyebut jika micro management sangat berbahaya bagi pemerintahan karena nantinya menyebabkan bawahan tidak berani menentang atasan meski atasannya salah.

Tinggalkan Balasan