JAKARTA, beritajateng.tv – Selain memperingati Hari Kebangkitan Nasional, mulai tahun 2008, Pemerintah Indonesia juga menetapkan tanggal 20 Mei sebagai Hari Bakti Dokter Indonesia.
Peringatan Hari Bakti Dokter Indonesia sendiri bermula dari perjuangan Boedi Oetomo pada tahun 1908.
Tahun 2023 ini merupakan peringatan Hari Bakti Dokter Indonesia ke-115. Pada peringatan tersebut PB IDI mengusung tema “Dokter Indonesia untuk Rakyat Indonesia”. Tema tersebut bermakna wujud nyata bakti dokter Indonesia untuk rakyat Indonesia dalam partisipasinya mendampingi masyarakat menuju Indonesia Sehat yang berdaulat.
“Melalui momentum Hari Bakti Dokter Indonesia ke-115 ini, PB IDI mengajak seluruh dokter Indonesia tidak hanya menjadi agent of treatment. Namun harus mampu menularkan nilai profesi dan kecendikiawanannya sebagai agent of change di tengah gempuran narasi yang nirfakta,” ujar Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), DR. dr. Moh. Adib Khumaidi, SpOT.
Adib pun menambahkan, “Edukasi yang konsisten dan pelayanan yang berkesinambungan, akan menciptakan manusia Indonesia yang cerdas, sehat dan sejahtera. Sehingga mampu bersama memecahkan berbagai masalah. Pun sebagai agent of development, dokter Indonesia dapat terus berkarya sesuai kemajuan teknologi dan sumber daya. Yang akhirnya akan bermuara pada kebijakan programatik untuk masyarakat.”
“Dengan semangat yang sama, niscaya dokter dan rakyat kembali dalam barisan yang tidak berbeda dalam memperjuangkan kemajuan bangsa. Seiring, seirama, setumpah darah Indonesia. Dokter Indonesia akan terus terdepan dalam pengabdian dan sinergis dalam pembangunan. Bangga menjadi dokter Indonesia, karena dokter Indonesia untuk rakyat Indonesia,” lanjutnya.
Perjuangan Para Dokter dalam Pandemi Covid-19 Tidak Dihargai
Presiden Dokter di seluruh dunia (World Medical Association/ WMA) DR. dr. David Barbe menyatakan bahwa pandemi ini membuat para dokter merasa kecewa. Selain itu, para dokter pun kehilangan semangat dalam perjuangan mereka melawan Covid-19.
“Ada banyak dokter di seluruh dunia yang tidak merasa dihargai atau didukung atas risiko yang telah mereka ambil atau pengorbanan yang telah mereka lakukan dalam merawat pasien dengan Covid. Banyak yang mengalami demoralisasi. Banyak yang merasa pemerintah mereka, dan, dalam beberapa kasus, rumah sakit mereka mengecewakan mereka. Beberapa merasa diterima begitu saja atau bahkan dimanfaatkan,” ungkapnya.
“Para dokter perlu mendengar bahwa mereka dihargai dan mengakui terhadap semua yang telah dilakukan dan terima kasih atas pengorbanan yang telah dilakukan semua dokter di seluruh dunia. Dokter perlu mendengar itu dan tugas kita sebagai pemimpin organisasi Profesi untuk memastikan dokter kita tahu bahwa kita bangga dan menghargai semua upaya yang sudah terlaksana dalam penanganan Covid,” tegas DR. dr. Dabid Barbe.