Ia dan kelima temannya membutuhkan waktu hingga satu bulan untuk menyelesaikan alat ini. Adapun salah satu langkah sulit dalam menciptakan alat pendeteksi kesuburan tanah adalah proses coding.
“Alat lama itu sederhana sehingga nggak efektif dan akurat. Ini kita kembangkan jadi bisa buat bantu petani, lebih akurat,” ungkapnya.
BACA JUGA: Gabungkan Seni dan Teknologi Digital, Pameran ‘Omnipresent’ Visualkan Alam Bawah Sadar Banyak Orang
Senada, Andarra Salma juga membutuhkan waktu hingga satu bulan dalam menyelesaikan alat penetas telur. Paling susah, katanya, adalah menyambungkan instalasi kabel yang satu dengan kabel lainnya.
Tak jarang selama proses penyambungan kabel timnya mengalami korsleting. Beruntung, pihak sekolah memberikan guru pembimbing.
“Kalau alat biasa itu cuma pakai lampu saja dan itu harus digerakin 2 jam sekali biar merata, nah kita otomatis,” pungkasnya.(*)
Editor: Farah Nazila