Selain itu, Parno menduga jika uzurnya armada bus menjadi salah satu alasan jumlah penumpang di Bus Sindoro kian mengalami penurunan.
Menurutnya, masyarakat saat ini cenderung lebih memilih bus yang lebih canggih dengan teknologi termutakhir. Misalnya bus double decker.
“Bus kami keluaran 2013-2014. Namun bagi bus itu tergolong tua. Banyak yang lebih muda lagi, apalagi komsumen sekarang naik bus pasti pilih-pilih,” ungkapnya.
Sebelumnya, Bus Sindoro resmi mengumumkan pemberhentian operasional pada salah satu layanan bus Sindoro. Yakni layanan Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) per 1 Juli 2024 kemarin.
BACA JUGA: Terminal Bus Cepu Ternyata Dibangun Seharga Rp 32 Miliar, Bagaimana Penampakannya?
Bus yang akan dijual pun merupakan bus bekas pada layanan AKAP. Meskipun sudah menutup pelayanan AKAP, namun Parno memastikan jika Bus Sindoro tetap melayani bus pariwisata.
“Kalau pariwisata ada 9 bus. Busnya beda dengan AKAP. Jumlah kursinya lebih banyak 50. Kalau AKAP kan cuma 30,” tandasnya. (*)
Editor: Farah Nazila