BACA JUGA: Banyak Orang Sebut Damkar Profesi Buangan, Ade Bhakti: Lihat Sini, Jangan Cuman Ngomong
Ayahnya wafat di malam pergantian tahun 2023. Ibunya mengalami gangguan saraf akibat sindrom Tourette. Dua adiknya masih kecil, dan tantenya yang dulu bisa diandalkan kini terbaring karena stroke.
“Pak Ade, mau tanya, apa bisa minta tolong Damkar buat ambil rapor, pak?” tulis Noval. Pesan itu dibacakan langsung oleh Ade dengan nada lirih.
Permintaan itu langsung Ade tanggapi. Ade bersama tim rescue Damkar Kota Semarang bergegas ke SMA Negeri 15 Semarang pada Jumat (20/6). Setibanya di sana sekitar pukul 09.00 WIB, mereka langsung mengantre. Noval dapat nomor urut 30.
“Saat kami serahkan rapornya, dia cuma bisa menunduk dan nyaris menangis,” kata Ade Bhakti melalui pesan singkatnya.
Tak hanya untuk Noval, Damkar Semarang juga menyambangi SD Negeri Sambiroto 1 untuk mengambilkan rapor adik Noval.
Tindakan Damkar ini sontak mendapat apresiasi publik. Bukan hanya karena tak lazim, tetapi karena menunjukkan bahwa Damkar bukan sekadar pemadam api, tetapi juga penjaga empati.
“Kami memang sering melakukan hal kecil yang kadang tidak orang ketahui. Seperti membantu lepasin cincin yang nyangkut, mengevakuasi ular, atau membantu orang yang terkunci dalam toko,” jelas Ade.
Namun dia mengingatkan, tidak semua bisa Damkar tangani.
“Kalau menagih utang, itu bukan tugas kami. Tapi kalau bantu warga seperti ini. Selama bisa kami bantu, kami akan turun tangan,” tegasnya.
Warga Kota Semarang yang membutuhkan bantuan bisa menghubungi Damkar lewat call center atau DM Instagram. “Kami akan bantu semampu kami, selama itu dalam koridor kemanusiaan,” pungkas Ade. (*)
Editor: Elly Amaliyah