SALATIGA, 26/3 (beritajateng.tv) – Pemilu 2024 sudah di depan mata, persebaran informasi di tahun politik diprediksikan akan membanjiri linimasa. Tidak hanya informasi yang mencerahkan, namun juga informasi yang menyesatkan dan berpotensi memecah belah bangsa seperti hoaks politik yang semakin mudah disebarluaskan melalui media digital.
Gen Z, sebagai pengguna media digital yang aktif dan berjumlah besar, dalam Pemilu 2024 menempati peran sentral, tidak hanya sebagai pemilih pemula yang suaranya mendominasi, tapi juga sebagai pengawal demokrasi pelaksanaan proses pemilihan umum. Karenanya, literasi digital mereka perlu ditingkatkan agar terbangun resiliensi dan partisipasi dalam menciptakan suasana digital yang nyaman selama tahun politik.
Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) bersama Konsulat Jendral Kedutaan Besar Amerika Serikat Surabaya, merespons kebutuhan meningkatkan literasi digital tersebut dengan menyelenggarakan workshop bertajuk “Building Youth Resilience and Participant during The Political Year” di Kampus FTI Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, Sabtu (25/3/2023).
Ni Made Ras Amanda, sebagai project manager menjelaskan bahwa acara ini digagas karena disinformasi atau hoax menjelang pemilu di internet cukup tinggi, sehingga perlu mengajak pemilih muda agar kritis, cerdas, dan tangguh memerangi disinformasi. “Untuk itu, program ini mengusung tagline “Yang Muda, Yang Cerdas Memilih,” jelasnya melalui keterangan tertulisnya, Minggu (26/3/2023).
Program kolaborasi ini menyasar 500 pemilih muda usia 17-20 tahun di 8 kota di Indonesia. Salatiga adalah lokasi keempat rangkaian workshop ini.
Sebelumnya kegiatan ini sudah dilaksanakan di Denpasar, Yogyakarta, Makasar dan akan dilanjutkan ke kota lain termasuk Malang, Surabaya, Padang, dan Manado.
Japelidi sendiri telah hadir dengan beragam kegiatan untuk meningkatkan kompetensi literasi digital masyarakat sejak tahun 2017. Sejumlah akademisi dari 81 perguruan tinggi di 31 wilayah Indonesia tergabung dalam Japelidi.
Dalam kegiatan ini para pemuda hadir dari berbagai perguruan tinggi di Semarang, Salatiga, Boyolali, dan Yogyakarta antara lain Universitas Diponegoro, Universitas Islam Sultan Agung, Stikom Semarang, Universitas Boyolali, Universitas Teknologi Yogyakarta dan Universitas Kristen Satya Wacana.
Koordinator Japelidi Novi Kurnia mengatakan pemilih pemula memiliki modal besar untuk berpartisipasi aktif dalam pemilu. “Harapannya para pemuda tidak hanya pasif, tapi juga bisa menggunakan kemampuan kritis dan produktif dalam bermedia digital sehingga mereka bisa berpartisipasi aktif dalam demokrasi di Indonesia,” jelasnya.