Tak seperti hewan lainnya, tutur Kris, anjing yang akan dikonsumsi sebelumnya dibunuh dengan cara dipukuli di bagian kepala hingga aksi sadis lainnya, lantaran sifat anjing yang mudah melawan.
“Mereka yang konsumsi daging anjing tidak melihat secara langsung bagaimana kondisi anjing sebelum dijagal, dipotong, dan dimasak. Semoga dengan adanya kasus kemarin dan beberapa anjing yang meninggal akibat kondisi yang sangat buruk, bisa membuka nurani dan mata mereka. ‘Oh, ini kondisi anjing sebelum terpotong dan masuk ke mulut saya.’ Setidaknya ada nuranilah, ya,” tegas Kris.
BACA JUGA: Mbak Ita Minta Dinas Gencarkan Sosialisasi Larangan Konsumsi Daging Anjing
Tak hanya itu, Kris juga menyoroti efek mengonsumsi daging anjing menurut kaca mata kesehatan. Ia mencontohkan kasus rabies yang seseorang alami usai memakan daging anjing. Terlebih, lanjut Kris, WHO pun telah mengeluarkan peringatan bahwa daging anjing tak sehat untuk dikonsumsi.
Enggan kasus perdagangan daging anjing berlanjut di kemudian hari, Kris meminta seluruh warga Jawa Tengah agar berhenti mengonsumsi daging anjing.
“Of course, bagi saya anjing ini bagian dari keluarga, bagian dari hidup saya, mereka adalah anjing yang setia. Anjing paling dekat dengan manusia. Harapan saya warga Jateng, khususnya Solo, berpikir sejuta kali sebelum menikmati secuil daging anjing yang mereka santap,” tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi