Ditemukan Tewas Mengenaskan
Keesokan harinya, kelompok Hiliatus bersiap turun gunung. Namun pasangan tersebut tak kunjung keluar dari tenda mereka. Setelah beberapa kali dipanggil tanpa jawaban, Hiliatus dan rekan-rekannya memutuskan membuka tenda.
Pemandangan mengerikan langsung terpampang di depan mata: pasangan muda itu ditemukan meninggal dunia dalam kondisi telanjang dan terkunci dalam posisi “gancet.” Tubuh mereka sudah membiru dan membengkak akibat suhu dingin ekstrem di gunung.
“Kami langsung panik. Mereka sudah kaku, kulitnya kehitaman, dan matanya terbuka lebar,” katanya.
Penemuan tersebut membuat para pendaki lain ketakutan. Tim evakuasi bersama kepolisian akhirnya turun tangan untuk mengevakuasi jasad korban ke bawah gunung.
Fenomena “Gancet” dan Peringatan bagi Pendaki
Kasus ini menjadi peringatan keras bagi para pendaki pemula agar tidak meremehkan etika dan pantangan di gunung. Selain faktor medis, banyak pihak percaya bahwa perilaku tidak sopan di alam bisa memicu kejadian mistis.
BACA JUGA: Gus Nuril Akui Geram ke MWC NU Gunungpati Soal Eksekusi Rumah Kyai Murodi
Hiliatus menegaskan, pendakian bukan sekadar aktivitas rekreasi, melainkan perjalanan spiritual yang membutuhkan rasa hormat terhadap alam dan sesama.
“Gunung bukan tempat main-main, apalagi untuk hal yang melanggar norma,” tegasnya.
Tragedi “gancet” di gunung Jawa Barat ini masih menjadi salah satu kisah paling menyeramkan dalam dunia pendakian Indonesia hingga kini. (*)