Scroll Untuk Baca Artikel
Jateng

Kemiskinan Hantui Petani dan Nelayan, Ketua DPRD Jateng Singgung Pendapatan Tak Seberapa, Beri Solusi Ini

×

Kemiskinan Hantui Petani dan Nelayan, Ketua DPRD Jateng Singgung Pendapatan Tak Seberapa, Beri Solusi Ini

Sebarkan artikel ini
Kemiskinan DPRD
Ketua DPRD Jawa Tengah, Sumanto, saat menyampaikan sambutannya dalam FGD "Percepatan Penanggulangan Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah" yang berlangsung di Kantor BPKAD Provinsi Jawa Tengah, Kota Semarang, Selasa, 21 Januari 2025 sore. (Made Dinda Yadnya Swari/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tv – Kemiskinan yang menerpa pekerja sektor pertanian dan perikanan menuai sorotan. Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah, Sumanto, menyebut daerah dengan tingkat kemiskinan tinggi di Jawa Tengah didominasi kedua sektor itu.

Hal itu Sumanto ungkap dalam sambutannya pada FGD “Percepatan Penanggulangan Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah” yang berlangsung di Kantor BPKAD Provinsi Jawa Tengah, Kota Semarang, Selasa, 21 Januari 2025 sore.

Bahkan, kata Sumanto, umur petani termuda yang ia jumpai di lapangan ialah 55 tahun.

“Kemiskinan yang ada di sektor pertanian, perikanan, sektor nelayan, itu sumber daerah kemiskinan, kantong-kantongnya ada di situ. Kalau sekarang disuruh bertani terus, petani milenial katanya, coba turun ke bawah, umur petani yang paling muda itu 55 tahun,” ungkap Sumanto.

BACA JUGA: Tekan Angka Kemiskinan, Ketua DPRD Jawa Tengah Ungkap Upaya “Satu Data”, Begini Kebijakannya

Bukan tanpa alasan, Sumanto mengungkap mengapa generasi muda enggan terjun ke sektor pertanian. Salah satunya adalah penghasilan yang kecil ketimbang bekerja di sektor lainnya.

“Mereka gak tertarik, kenapa? Sebetulnya mereka tertarik, pada dasarnya kita dilahirkan senang bertani, beternak, tapi setiap bertani bertenak rugi. Bertani bertenak penghasilannya setahun sekian dihitung utang bank, setelah utang bank bangkrut,” papar dia.

Jika petani, nelayan, dan peternak mendapat hasil yang cukup, kata Sumanto, orang akan berminat melakoni pekerjaan tersebut.

“Orang berusaha itu kan yang dicari profit, kalau profitnya bagus, maka mereka tidak disuruh pun akan di situ. Kenapa petani muda gak mau? Rugi, sudah panas-panas, gajinya sesasi (sebulan) sejuta penghasilannya, kalau jadi buruh gajinya Rp3 juta, Rp2 juta,” beber dia.

Beri solusi agar petani terhindar dari kemiskinan, Ketua DPRD Jawa Tengah sarankan harga gabah naik

Dalam kesempatan itu, Sumanto memberikan beberapa solusi yang menurutnya bisa menyelamatkan petani dari jurang kemiskinan. Menurutnya, jika harga gabah naik sesuai inflasi, maka kemiskinan akan turun.

“Jika harga gabah naik menjadi Rp5 ribu-Rp6 ribu, maka penghasilan petani naik di rata-rata Rp1,5 juta per bulan. Jika petani sejahtera, sektor lainnya akan tumbuh,” terang Sumanto.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan