Tokoh masyarakat Kabupaten Tegal, Hj Lestari menyebutkan, kesenian kuda lumping di Kabupaten Tegal tersebar di 18 kecamatan. Masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Adanya dukungan dari pemerintah kabupaten dan pemeruntah provinsi diharapkan bisa meningkatkan minat pelaku seni kuda lumping bisa berkreasi lebih baik.
Sementara pelaku kesenian, Khomisah mengaku kesulitan untuk menggerakkan generasi muda supaya bisa ikut melestarikan kebudayaan lokal khas Kabupaten Tegal. Menurutnya perlu upaya ekstra agar anak muda ikut terjun terlibat dalam pertunjukan seni kuda lumping.
“Walaupun belum ada kreasi khusus, namun ketertarikan mulai tumbuh. Hanya saja perlu waktu yang cukup lama, dari bulan hingga tahun untuk mengenalkan seni kuda lumping ke generasi muda,” ungkapnya.
Dia menambahkan, anak muda tertarik karena banyak pemuda di kabupaten/kota lain menekuni kebudayaan lokal dan membuat mereka penasaran. Hngga akhirnya ikut terlibat dalam setiap pementasan.
“Walaupun dengan keterbatasan alat, kami terus berupaya menjaga tradisi budaya lokal kami tetap terjaga,” imbuhnya. (adv)
editor: ricky fitriyanto