Warga setempat mempercayai sendang itu, umurnya sudah ratusan tahun dan airnya tidak pernah surut meskipun Kemarau.
Endang menambahkan bahwa penunggu sendang tersebut. Merupakan sosok perempuan yang suka akan wayang krucil (Golek/boneka) dan kebetulan kepala desanya juga seorang perempuan.
“Menurut cerita, konon katanya dahulu penghuni atau dayang sendang ini adalah perempuan yang suska golek (Boneka). Kadesnya juga wanita, makanya mintanya wayang krucil “, jelasnya.
Sebelum penampilan wayang krucil sesepuh desa setempat menceritakan sejarah di adakannya gas deso. Ini merupakan wujud rasa syukur warga yang telah di berikan kelimpahan sandang dan pangan. Hasil buminya melimpah tidak ada hama.
Usai berdoa berbagai jenis makanan itu di keroyok warga untuk di bawa pulang. Hal ini lantaran makanan yang mereka bawa telah di beri doa.
Warga meyakini makanan itu bisa membawa berkah tersendiri bagi keluarga di rumah. Usai berebut jajan makanan. Warga setempat kemudian kembali untuk menonton Dalang yang memainkan wayang Krucil tersebut. (*)
Editor: Elly Amaliyah