SEMARANG, beritajateng.tv – Al Quran Braille telah memberikan akses yang lebih mudah bagi tunanetra untuk membaca dan mempelajari Al Quran. Teknologi ini telah menjadi sarana penting dalam memfasilitasi kebutuhan spiritual para tunanetra.Seperti yang dilakukan Komunitas Sahabat Mata.
Komunitas Sahabat Mata yang punya basecamp di Jatisari, Kecamatan Mijen, Kota Semarang. Menjadi wadah bagi teman-teman tunanetra di sekitar Semarang, Sahabat Mata gencar melakukan pelatihan Al Quran Braille. Bahkan, mereka telah menyusun modul bernama ‘SAMA’.
BACA JUGA: Berkarya di Tengah Keterbatasan, Penyandang Tunanetra Siaran Radio hingga Gelar Pelatihan
“Jadi mereka sebelum bisa membaca Al Quran Braille, harus belajar modul. Kita menyusun modul pembelajaran namanya SAMA, temen-teman belajar itu dulu. Setelah selesai dan bisa baca, baru kita kirimi satu set Al Quran Braille,” jelas Basuki, pendiri Komunitas Sahabat Mata, kepada beritajateng.tv, belum lama ini.
Basuki menambahkan, membaca Al Quran Braille nyatanya tidaklah semudah membaca Al Quran biasa. Langkah pertama, tunanetra harus memahami alfabet braille terlebih dahulu.
“Belajar itu tergantung masing-masing, untuk tunanetra paling cepat seminggu sudah bisa. Tapi kalau agak lamban bisa satu hingga dua bulan,” jelasnya.
Fokus utama Al Quran Braille, lanjut Basuki, terletak pada kode dan perabaan. Ketika sudah mampu menghapal kode-kode alfabet braille, kemudian yang harus dilakukan adalah meraba titik-titik braille.
BACA JUGA: Kisah Basuki, 15 Tahun Bersama Sahabat Mata Sebarkan Harapan Bagi Tunanetra Semarang