SEMARANG, beritajateng.tv – Pernyataan Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, yang mendorong warga bekerja di luar negeri, menuai respons tajam.
Pengamat politik Adi Prayitno menilai pernyataan ini problematik dan justru membuka polemik publik.
“Kalau solusi pengangguran harus ke luar negeri, ini bentuk kegagalan negara menciptakan kerja dalam negeri,” ujar Adi dalam kanal YouTube-nya, Adi Prayitno Official, Jumat, 27 Mei 2025.
Saat kunjungan ke Jawa Tengah, Karding menyebut pengangguran di sana mencapai satu juta orang. Secara nasional, angkanya jauh lebih besar. Tapi, menurut Adi, mendorong masyarakat ke luar negeri sekadar jadi jalan pintas.
BACA JUGA: MK Tetapkan Pemilu 2029 Nasional dan Lokal Terpisah, Ini Kata Pengamat Politik Adi Prayitno
“Itu bukan solusi jangka panjang,” tegasnya.
Adi juga menyinggung soal tagar #KaburAjaDulu yang sempat viral. Ia menyebut pemerintah saat itu mengecam keras inisiatif anak muda yang ingin mencari hidup lebih layak di luar negeri.
“Dulu dibilang enggak nasionalis, sekarang malah disuruh [kerja] ke luar [negeri],” katanya heran.
Usulan kerja ke luar negeri ini dinilai tidak konsisten dengan narasi kebangsaan yang selama ini digaungkan.
BACA JUGA: Kaesang Pangarep Maju Kembali Sebagai Ketum PSI, Adi Prayitno: Dia Duplikat Politik Jokowi
“Kalau jadi buruh di luar negeri, apa iya bisa menyebar nilai-nilai kebangsaan?” ucap Adi.
Ia menambahkan, mayoritas pekerja migran berangkat bukan karena peluang, melainkan karena keterpaksaan. “Kerja hanya untuk gali lubang, tutup lubang. Itu realitas di lapangan,” jelasnya.
Solusi nyata, menurut Adi, bukanlah mendorong eksodus pekerja ke luar negeri. “Bangun pabrik, buka lapangan kerja, serap tenaga lokal. Itu baru jawaban konkret,” tegasnya.
Adi menutup analisanya dengan kritik keras, “Kalau rakyat terus disuruh kerja di luar negeri, lalu tugas negara apa?” (*)