HeadlineJatengNews Update

Lumbung Pangan di Jateng Justru jadi Daerah Miskin, Sumanto Ungkap Sebabnya

×

Lumbung Pangan di Jateng Justru jadi Daerah Miskin, Sumanto Ungkap Sebabnya

Sebarkan artikel ini

Tidak sejahteranya petani dipengaruhi harga jual gabah dan beras yang rendah. Harga beras per kilogram hanya Rp 12 ribu, bahkan Rp 8.000 di tingkat petani.

“Ini menjadi sumber kemiskinan. Jika kita lihat di Klaten sekarang miskin padahal itu daerah penghasil beras terbesar di Jateng. Begitu juga di Karanganyar, Sragen, dan Purworejo,” kata mantan Ketua DPRD Kabupaten Karanganyar ini.

Dia juga menyebutkan, pengelolaan hasil pertanian juga harus memperhatikan harga pasar, terutama beras karena menyangkut sektor ketahanan pangan yang belakangan menjadi sorotan pemerintah pusat.

“Harga beras lokal cenderung fluktuatif dan jauh dibawah harga pasar bersaing dengan beras impor,” kata dia.

Selanjutnya Sumanto bersama kalangan Komisi B DPRD Jateng saat ini berusaha meningkatkan kualitas sektor pangan lewat raperda penguatan balai pertanian, perkebunan dan peternakan. Di samping itu, bersama dinas terkait menggandeng perguruan tinggi yang bergerak dalam bidang serupa terus mengupayakan teknologi pertanian yang mumpuni sehingga bisa menarik minat masyarakat generasi milenial dan generasi Z untuk terjun kembali di dunia agraria.

“Di Jateng ada 35 kabupaten kota dengan luasan lahan mencapai 2.4 juta hektare dan apabila tidak ada gebrakan menjanjikan, maka lahan tersebut menurun juga minat masyarakat generasi saat ini di sektor pertanian akan perlahan menghilang,” katanya. (adv)

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan