SEMARANG, 17/12 (BeritaJateng.tv) – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang mewajibkan mahasiswa yang hendak mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) di masing-masing kampus harus sudah divaksin dua kali.
Kepala Dinkes Kota Semarang, Moh Abdul Hakam mengatakan, pihaknya telah bersepakat bersama drngan para akademisi mengenai hal tersebut. Jika mahasiswa baru mengikuti vaksinasi dosis pertama (V1), Dinkes memfasilitasi mahasiswa untuk vaksinasi dosis kedua (V2) di puskesmas atau sentra vaksinasi Tentrem Mall tanpa harus menunjukan surat domisili.
“Langsung saja menuju puskesmas yang deket tempar tinggalnya,” ujar Hakam, Jumat (17/12).
Menurutnya, banyak perguruan tinggi di Kota Semarang yang mulai melakukan PTM. Ini menjadi perhatian Dinkes Kota Semarang untuk mengantisipasi terjadinya penularan di kampus.
Pasalnya, cukup banyak mahasiswa yang berasal dari luar kota. Selain mewajibkan vaksinasi, Dinkes juga bakal melakukan random sampling deteksi Covid-19 di perguruan tinggi yang sudah mulai menerapkan PTM.
Tak hanya menyasar mahasiswa, pihaknya juga terus mengejar vaksinasi pelajar. Dinkes mukai mengejar vaksinasi anak SD kelas 5 atau kelas 6 yang usianya sudah memasuki 12 tahun 1 hari.
Menurut Hakam, jumlah siswa yang baru memasuki usia 12 tahun cukyo banyak. Dia meminta puskesmas terus mengejar vaksinasi pelajar usia 12 tahun. Begitu pula pelajar SMP dan SMA yang masuk penyintas.
“Harapannya dalam satu bulan ini sudah selesai. Tahun depan, kami lakukan penjadwalan kepada anak usia 6 – 11 kalau juknis dari Kemenkes sudah keluar,” sambungnya.
Di sisi lain, Hakam menambahkan, Dinkes tidak mengendorkan vaksinasi di wilayah-wikayah yang capaiannya masih rendah. Petugas puskesmas masih melakukan door to door.
Pihaknya melakukan pendekatan melalui tokoh agama dan masyarakat. Tim promoter kesehatan dan lintas sektor melakukan edukasi terlebih dahulu di wilayah yang capaiannya masih rendah. Kemudian, disusul tim vaksinasi.
“Sudah tidak ada kecamatan yang capaiannya di bawah 70 persen. Cuma, masih ada beberapa kelurahan yang masih kurang dari 70 persen. Kami minta puskesmas mengejar itu,” tandasnya.
Hakam mendorong setiap puskesmas berkreasi dalam melakukam program vaksinasi. Ada yang melakukan vaksiansi di pasar tradisional, tempat-tempat-tempar umum, bahkan kerjasama di acara musik. Petugas harus memastikan bahwa masyarakat yang berkumpul sudah divaksinasi. (Ak/El)