SEMARANG, 17/12 (BeritaJateng.tv) – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang melakukan beberapa strategi untuk mengantisipasi masuknya Covid-19 varian baru jenis Omicron yang saat ini telah ditemukan di beberapa negara.
Kepala Dinkes Kota Semarang, M. Abdul Hakam mengatakan, pengetatan pintu masuk dari luar negeri dilakukan Pemerintah Pusat. Masyarakat yang melakukan perjalanan dari luar negeri harus melakukan karantina. Sebelumnya, pelaku perjalanan harus karantina tiga hari, kini menjadi tujuh hari.
“Ini kami jaga jangan sampai ada satu yang masuk, kemudian tidak dilakukan isolasi atau karantina. Dari jurnal terbaru, tujuh hari baru terjadi positif Omicron. Masa inkubasinya lumayan delay,” terang Hakam, Jumat (17/12/2021).
Hakam menyampaikan, beberapa pihak menyebutkan bahwa penyebaran virus tersebut sangat cepat. Namun, hasil penelitian di Afrika Selatan belum ada laporan bahwa penyebaran virus varian itu lebih cepat atau lebih infeksius.
“Ada beberapa keluhan atau gejala yang berbeda. Klo delta lebih banyak penciuaman berkurang. Kalau ini (Omicron) badan tidak enak, diare, demam. Yang dilaporkan demikian,” terangnya.
Guna mengantisipasi penyebaran Covid-19 varian Omicron, Pemerintah Kota Semarang melakukan random sampling di daerah-daerah yang potensial bisa menularkan virus varian baru tersebut. Menurutnya, hingga saat ini belum ada keluhan yang mengarah ke gejala Omicron. Meski demikian, pihaknya tetap melakukan pemeriksaan whole genome sequencing (WGS). Ada dua sampel yang dilakukan WGS. Dua sampel tersebut merupakan indeks kasus dari luar kota.
“Yang sudah vaksin dua kali, bergejala, dites hasilnya positif, CT value rendah, kami tetap lakukan pemeriksaan WGS. Ada 2 yang kami usulkan,” bebernya.