“Jemaat Gereja GPIB, kami selalu sowani, kunjungi. Tiap minggu sering ketemu. Saat proses status cagar budaya nasional, revitalisasi, kami support,” tuturnya.
Meski demikian, dia berharap tali silaturahmi tetap terjalin baik meski ke depan tidak lagi bertemu dalam kesempatan resmi seperti kali ini.
“Kalau momen nggak resmi, masih bisa ketemu, sosialisasi. Ini nyicil pamitan. Pada 10 Februari 2025 ada pergantian pimpinan di seluruh kabupaten-kota bahkan provinsi se-indonesia. Jadi, saya pamit. Saya datang kulonuwun, tentunya meninggalkan berpamitan,” ungkapnya.
Dia berpesan kepada jemaat gereja Blenduk Semarang untuk tetap menjaga kebhinekaan. Apalagi, Kota Lama bagian dari Semarang lama. Ini merupakan akulturasi budaya.
“Ini kami proses lagi, tentatif list UNESCO, Semarang jadi World Heritage City. Kami tetap bersama menjaga hubungan, tetap silaturahmi,” tambahnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah