SEMARANG, beritajateng.tv – Kota Semarang memiliki banyak pilihan kedai kopi sehingga cukup mudah apabila ingin menikmati kopi atau sekedar nongkrong. Berbagai kedai kopi baik tradisional dan modern pun berlomba-lomba membawa cita rasanya masing-masing.
Salah satunya adalah Kedai Tarik Pa’Ngah, yang merupakan salah satu kedai terbaru yang menawarkan pengalaman unik. Dengan mengusung konsep kopitiam ala Melayu-Kalimantan, Kedai Tarik Pa’Ngah membawa nuansa khas Kalimantan ke Kota Semarang.
Baru resmi beroperasi sebulan atau tepatnya 1 September 2023 lalu, kedai ini menempati kawasan pertokoan Kios Joglo Square, Jalan Menoreh Raya Nomor 68, Bendan Duwur, Kecamatan Gajahmungkur.
“Pa’Ngah artinya paman untuk anak yang kedua, kalau yang kedua cewe namanya A’Ngah, artinya kurang lebih mirip dengan Pakde atau Paklik kalau di Semarang,” jelas M Irwandi, pemilik Kedai Tarik Pa’Ngah kepada beritajateng.tv, belum lama ini.
Menurutnya, kedai dengan konsep melayu sudah tidak asing di Kalimantan, terutama Kalimantan Barat. Pemuda asli Pontianak tersebut kemudian membawa budaya ngopi itu ke kota tempatnya berkuliah.
BACA JUGA:Ingin Rasakan Sensasi Dipanggil ala Mas Mentik, Pengunjung Rela Berlama-lama Antre di Kedai Pinara
Sesuai namanya, Kedai Tarik Pa’Ngah tetap mempertahankan cara tradisional dalam menyajikan kopi atau teh, yaitu dengan menarik cairan dari satu gelas ke gelas lainnya secara manual. Irwan bahkan mengklaim bahwa cita rasa minuman di kedainya mirip dengan kopi atau teh yang dapat ditemui di Malaysia, Singapura, Medan, dan Aceh.
“Ini konsep melayu, mungkin secara garis besar bisa dikatakan kopitiam, cuma kopitiam luas sekali dan peranakan melayu yang kemudian menyebar di Malaysia,” imbuhnya.
Mengenalkan budaya kopitiam ke masyarakat Kota Semarang
Irwan menjelaskan bahwa kopi di kedainya menggunakan biji kopi asli Kalimantan dengan proses penyaringan yang masih mereka lakukan secara manual. Demikian pula dengan teh, ia meracik resep dan takarannya sendiri tidak menggunakan teh dalam bentuk sachet.
Meskipun demikian, Irwan menyadari bahwa memerlukan waktu untuk mengenalkan konsep kopi dan teh tarik bercita rasa Melayu ini kepada masyarakat Semarang. Apalagi, mereka baru resmi beroperasi selama satu bulan.