Bahkan, Misyal menyebut jika mental dokter spesialis lulusan Undip telah rusak karena praktik perundungan dan pemerasan itu.
“Kejadian ini bukan hanya terjadi pada saat ini, sebelum-sebelumnya sudah terjadi. Dahsyatnya tekanan ini hingga para PPDS ini tidak berani melaporkan dan dampak rusak mentalnya mereka itu rusaknya para dokter spesialis itu bisa kita rasakan,” papar Misyal.
BACA JUGA: Polda Jateng Tak Menahan 3 Tersangka Kasus Bullying PPDS Undip Usai Pemeriksaan: Nihil
Misyal merincikan, rusaknya mental dokter lulusan Undip terlihat dari tidak adanya dokter spesialis yang membantu keluarga korban. Bahkan, mereka tidak menyuarakan bahwa perundungan itu benar adanya.
“Ini prihatin sekali, kenapa mereka tidak punya empati, para senior-senior, profesor-profesor itu tidak ada yang menyatakan perundungan ada, tidak ada yang mengatakan hal itu untuk perbaikan. Tidak ada satupun orang-orang yang berani mengucapkan hal ini,” bebernya.
“Ini aneh, apakah mental mereka rusak sejauh itu. Jujur kalau ini bukan tim lawyer, polisi, dan media yang membantu, ini tidak akan terungkap,” tandas Misyal. (*)
Editor: Farah Nazila