Scroll Untuk Baca Artikel
Jateng

Meski Dekat Pusat Kota Semarang, Kelurahan Jabungan Alami Krisis Air Layak Konsumsi

×

Meski Dekat Pusat Kota Semarang, Kelurahan Jabungan Alami Krisis Air Layak Konsumsi

Sebarkan artikel ini
krisis air layak konsumsi
Warga Kelurahan Jabungan, Rudinah bersama cucunya saat ditemui langsung di area Masjid Al Hidayah, Jumat, 30 Juni 2023. (Made Dinda Yadnya Swari/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tv – Meski hanya berjarak 15 km dari pusat Kota Semarang, Kelurahan Jabungan di Kecamatan Banyumanik mengalami krisis air layak konsumsi selama bertahun-tahun.

Ketua RW 3 Jabungan, Karyitno menuturkan bahwa kelurahan yang memiliki penduduk sebanyak 4.382 jiwa tersebut kerap ada pemberitaan selalu mengalami kekeringan. Namun baginya kondisi kekeringan ia nilai kurang tepat.

“Jabungan itu kesannya kekeringan, kalau kurang (air) sih iya. Tapi tidak separah yang diberitakan. Di sini juga ada bantuan dari Pamsimas. Yang saya sayangkan itu dari Pamsimas mbok ya cari air lab yang layak dikonsumsi,” ungkap Karyitno saat beritajateng.tv menemui ia di rumahnya, Jumat, 30 Juni 2023.

Perihal air yang sulit warga peroleh, Karyitno menyebut kekurangan air tersebut terjadi di daerah yang sumber airnya tidak berasal dari Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas).

“Yang kekurangan itu yang tidak pakai Pamsimas, warga yang ngantri (untuk mendapat air) itu. Itu sumber air dari daerah Gunung Tugel. Itu dari sumber daya warga, iuran, utamanya untuk Masjid,” ucapnya.

Karyitno juga menegaskan bahwa wilayahnya di Kelurahan Jebungan memang benar kekurangan air yang layak konsumsi. Sebab, air dari sumur bor selama ini hanya bisa untuk pemakaian luar, seperti mandi dan mencuci.

“Betul. Bukan kekeringan tepatnya. Air yang layak konsumsi itu belum. Di sini gak terlalu dalem sumber airnya, 15 meter sudah ada, tetapi itu gak bisa dikonsumsi,” tegas Karyitno.

Pihaknya juga khawatir jika warga Kelurahan Jebungan terus menerus menggunakan sumber air untuk dikonsumsi.

“Saya takutnya kalau warga pengetahuannya kurang, itu kan kadar kapur garam tinggi, bisa merusak ginjal. Saya takutnya dia ngawur untuk masak, untuk minum. Itu lo yang bahaya, apalagi berkepanjangan,” paparnya.

Tak lupa, Karyitno menyampaikan harapannya kepada Pemerintah setempat untuk menjamin air layak konsumsi di Kelurahan Jebungan.

“Kalau bantuan tolonglah tidak harus bor, karena air sini itu tidak layak konsumsi. Itu sudah diuji lab hasilnya seperti itu. Sudah berkali-kali kok dibor terus,” pungkasnya.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan