Hukum & Kriminal

Nasib Apes TKI Asal Brebes: Dijanjikan Kerja di Kapal Eropa Bergaji Puluhan Juta, Malah di Restoran Cina

×

Nasib Apes TKI Asal Brebes: Dijanjikan Kerja di Kapal Eropa Bergaji Puluhan Juta, Malah di Restoran Cina

Sebarkan artikel ini
TKI Ilegal
Salah satu korban penipuan agen penyalur TKI ilegal, Carmandi (47). (Made Dinda Yadnya Swari/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tv – Tak merasa khawatir maupun jera, korban agen penyaluran TKI ilegal di Jawa Tengah masih ingin bekerja di luar negeri.

Modal puluhan hingga ratusan juta yang telah ia keluarkan menjadi alasan mereka tak ingin bekerja kembali di Indonesia.

Mantan pekerja ilegal di Spanyol asal Brebes, Carmandi (47), ialah salah satunya. Ia mengaku sebuah agen penyalur TKI tak bertanggung jawab menjanjikannya untuk bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) di Eropa.

Gaji yang pihak agen tawarkan kepada Carmandi pun tak main-main, yakni 3.000 euro atau sekitar Rp56 juta dengan konsep bagi hasil.

BACA JUGA: Penipuan Loker Luar Negeri, 2 Warga Tegal Dibekuk Polda Jateng: Korban Dijanjikan Kerja di Kapal

Nahasnya, ia justru bekerja di restoran China dengan gaji tak sesuai kesepakatan. Modal yang ia keluarkan untuk bekerja di luar negeri bahkan mencapai Rp60 jutaan.

“Saya dijanjikan bekerja di atas kapal dengan gaji 3 ribu euro, saya tergiur. Setelah saya diberangkatkan ke Spanyol tahu-tahu ada yang jemput. Saya dibawa ke rumahnya, saya disalurkan ke restoran China,” ungkap Carmandi.

Carmandi pun menuturkan gaji yang ia peroleh di restoran China itu tak menentu. Kata dia, gaji antara satu orang dengan orang lainnya berbeda.

“Yang punya restoran itu melihat kinerja kita, kebetulan saya digaji 900 euro, teman saya yang baru masuk 700 euro. Masing-masing itu, gak ada patokan. Setelah kami kerja satu bulan baru kami tau gajinya, itu pun saya kemarin terima gaji setelah 40 hari,” jelasnya.

Butuh modal Rp60 jutaan, pinjam uang saudara hingga jual motor untuk kerja TKI di luar negeri, ternyata ilegal

Modal Rp60 jutaan yang ia gunakan merupakan hasil pinjamannya dari kerabatnya. Namun, kata Carmandi, tak sedikit rekannya yang berangkat ke luar negeri dengan modal pinjaman dari bank hingga rentenir.

“Modal itu Rp65 juta, dari pinjeman. Saya minjem Rp40 juta dari saudara. Yang berangkat di sini kebanyakan minjem, gak pakai uang pribadi. Ada yang minjem di bank, rentenir, saudaranya,” terangnya.

Bahkan, Carmandi harus menjual motor pribadinya untuk berangkat bekerja di luar negeri. Hal itu pula yang membuatnya tak bisa mengambil kerja sebagai ojek online saat pulang ke Indonesia, sembari menunggu kerjaan tetap.

BACA JUGA: Tak Ingin Sekadar untuk “Mudik TKI”, Ahmad Luthfi: Jawa Tengah Harus Jadi Tempat Pulangnya Investor

Hasil kerjanya selama 5 bulan di restoran China itu pun belum bisa mengembalikan modalnya saat pergi bekerja ke luar negeri. Terlebih, ia harus menghidupi istri dan ketiga anaknya.

“Kalau yang buat minjem sudah [saya kembalikan], yang belum ya uang saya sendiri; modal sendiri saya belum. Saya jual motor, saya bingung, kalau saya nganggur bisa Grab, tapi motor ini sudah terjual, saya bingung,” akunya.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan