SEMARANG, beritajateng.tv – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) terus menunjukkan tren negatif. Hingga penghujung tahun 2024 ini, rupiah stabil menyentuh angka Rp16 ribu per 1 USD.
Tingginya nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap rupiah ternyata memengaruhi layanan haji di sejumlah penyedia jasa haji di Indonesia, tak terkecuali di Jawa Tengah.
Hal tersebut terungkap oleh Ketua Umum DPP Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI), Firman M. Nur.
Firman menyebut, tingginya kurs dolar berimbas pada kemampuan jamaah untuk membayar biaya haji. Apalagi, lanjut dia, saat ini ialah waktu pelunasan biaya bagi calon jamaah haji (CJH) yang terdaftar untuk keberangkatan haji di tahun 2025.
BACA JUGA: Terpilih jadi Ketua DPD AMPHURI Jateng, Bayu Jalar Prayogo Gaungkan Layanan Profesional & Amanah
“Yang pertama berefek pada kemampuan masyarakat untuk membayar. Pada saat bulan Desember dan Januari ini adalah bulan pelunasan haji, jika kurs tinggi tentu jamaah akan membayar lebih mahal,” katanya saat beritajateng.tv temui usai pelantikan DPD AMPHURI Jawa Tengah di Hotel Khas Semarang, Selasa, 17 Desember 2024.
Firman mengatakan, bukan tidak mungkin ada CJH yang harus memutar otak atau bahkan terpaksa mundur karena adanya kenaikan biaya operasional tersebut.
Oleh karena itu, ia mendesak pemerintah untuk menyelamatkan rupiah yang saat ini melemah terhadap dolar AS. Utamanya menstabilkan nilai tukar atau kurs rupiah yang tengah anjlok ke kisaran Rp16 ribu per USD dalam setahun terakhir.
“Kami berharap pemerintah bisa mengambil action yang serius, menekan kembali dan harga dolar turun. Sehingga masyarakat mampu untuk melunasi keberangkatan haji tahun ini,” harap Firman.
Dolar tinggi, umrah jadi pilihan di tengah mahalnya biaya haji
Sementara itu, Ketua DPD AMPHURI Jawa Tengah, Bayu Jalar Prayogo, menambahkan, umrah kini menjadi pilihan bagi umat muslim yang ingin beribadah ke Tanah Suci.