“Sebetulnya bahaya atau tidak tergantung bagaimana menjalaninya. Kami juga tidak sembarangan berlari, ada timnya. Ada yang menjadi captain, marshal, sweeper, tugas kami mengatur jalannya kegiatan lari,” lanjutnya.
Tetap sehat di tengah padatnya aktivitas
Lari pada malam hari memang menjadi pilihan tepat agar tetap sehat meski memiliki segudang aktivitas. Victorio, koordinator Semarang Runners menyebut, pihaknya sejujurnya tidak membatasi pilihan waktu anggotanya untuk berlari.
Namun, antusias anggota untuk mengikuti jadwal lari malam tiap Playon Kamis Bengi nyatanya tidak main-main. Hari itu misalnya, peserta mencapai 60-80 pelari yang memadati Balaikota. Oleh karenanya, jelas Rio, beberapa aturan dibuat demi menjaga keamanan pelari.
Sebelum mulai misalnya, para pelari mesti melakukan pemanasan selama beberapa menit. Selanjutnya, pelari akan terbagi menjadi dua tim, yakni tim huru-hara dan tim cinta damai. Tim huru-hara berlari dengan pace 5-6, sedangkan tim cinta damai berlari dengan pace 8.
Selain itu, salah satu aturan tegas dari Semarang Runners adalah pelari tidak boleh mendahului captain tim.
“Beberapa aturan seperti lari lawan arah, memakai band reflector, ada temen-temen yang bawa lampu, ada marshal, captain, hingga sweeper, semuanya untuk meminimalisir kecelakaan dan menjaga kenyamanan berlari,” pungkas Rio. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi