“Kami mencoba mengurangi kegiatan warga dan mobilitas dengan menutup jalan, warga mungkin bepergian tetapi sebagai kebutuhan kesehatan yang dibutuhkan dan masih mendatang. Penutupan ini adalah pengingat warga masyarakat jika di daerah itu tidak normal dan banyak penduduknya tidak normal dan banyak penduduknya tidak normal dan banyak warga. terbuka, “jelas Hendi.
Selain penutupan beberapa jalan, pemerintah kota Semarang juga menutup beberapa fasilitas publik seperti taman dan fasilitas olahraga. Tujuannya adalah untuk mengurangi kerumunan dan kegiatan penduduk Semarang.
“Penutupan beberapa taman ini adalah bagian dari upaya kami untuk mengurangi mobilitas dan kerumunan orang, ada 4 tempat umum yang kami tutup, yaitu bidang Pancasila, Taman Indonesia yang kaya, Taman Bangetayu dan Gor Tri Juang,” Dia kata.
Hendi juga menjelaskan bahwa nanti, kasus aktif di kota Semarang tidak menurun, bukan tidak mungkin itu akan memberlakukan peraturan pengetatan sama seperti awal pandemi memasuki kota Semarang.
“Perlahan jika kasusnya tidak terkendali, kami akan pergi ke aturan awal kami ketika pandemi akan lebih ketat, kami juga dapat menutup semua kegiatan bisnis, maka kami berharap disiplin komunitas dapat terus ditingkatkan untuk memecahkan covid- 19 Rantai, jangan menutup semua bisnis yang menyebabkan ekonomi melambat, “katanya. (AK / EL)