“Selama ini jumlah dana desa yang dikucurkan cukup besar dan difokuskan pada pembangunan infrastruktur. Namun ke depan saat infrastruktur di desa sudah bagus, hanya akan dibiayai pemeliharaannya saja, alokasi dana desa bisa diperuntukkan bagi pemberdayaan masyarakat, khususnya pemuda,” katanya dalam acara yang dimoderatori Ricky Fitriyanto tersebut.
Kepala Disdikbudpora Kabupaten Semarang Sukaton Purtomo Priyatmo menambahkan, pemuda bisa menjalankan 3 peran guna membantu pembangunan di pedesaan. Yaitu menjadi organizer pendidikan dengan menginventarisir perlu tidaknya dibangun sekolah di desa. Selain itu, menjadi mediamaker dengan menyampaikan aspirasi, keluhan, serta keinginan masyarakat.
“Yang ketiga, pemuda bisa menjadi leader, sebagai pemimpin di pedesaan,” ungkapnya.
Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Semarang Bagus Suryokusumo menyatakan, dalam pembangunan desa, diperlukan pemuda yang aktif bersosialisasi. “Pemuda perlu berkomunikasi dengan sektor pemerintah misalnya camat, lurah kemudian berorganisasi masuk ke karang taruna, dan kegiatan peningkatan SDM (Sumber Daya Manusia). Pemberdayaan SDM itu misalnya menggunakan teknologi guna mempromosikan desa wisata,” tandasnya.
Sementara Plt Camat Tuntang Moh Sigit menambahkan, bakal terjadi seleksi alam bagi keberadaan para pemuda di desa. “Tinggal anak muda mau ambil peran atau tidak di desanya masing-masing,” ujarnya. (adv)