SEMARANG, beritajateng.tv – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah menyebut sebanyak 741 desa se-Jateng mengalami krisis air bersih. Hingga kini, pihaknya telah menyalurkan 27.753.400 liter air bersih kepada desa yang membutuhkan.
Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Jateng, Muhamad Chomsul mengungkap bahwa data tersebut merupakan laporan per Minggu, 10 September 2023 lalu. Adapun desa yang mengalami kekeringan tersebar di 32 kabupaten/kota se-Jateng.
“Untuk komposisi desa yang mengalami kekeringan memang bervariasi, ada kategori tinggi dan ada pula yang rendah. Sehingga, bantuan air bersih juga menyesuaikan kebutuhan masing-masing daerah,” ucapnya saat dihubungi melalui sambungan WhatsApp, Selasa, 12 September 2023 sore.
BACA JUGA: Kekeringan Meluas Imbas Kemarau Panjang, BPBD Blora: Anggaran Menipis, Tak Cukup Sampai September
Lebih lanjut, dari 32 kabupaten/kota terdampak kekeringan, BPBD mencatat bahwa daerah dengan kekeringan terparah yakni Kabupaten Blora. Hal itu lantaran ada 119 desa di Kabupaten Blora yang membutuhkan bantuan air bersih.
“Yang paling parah dan jumlah desa terbanyak itu di Blora. Sebanyak 119 desa sudah dilakukan dropping air sejauh ini,” bebernya.
Daerah kekeringan parah selain Blora
Daerah selanjutnya, lanjut Chomsul, yang tergolong kekeringan parah setelah Blora yaitu Kabupaten Grobogan. Kemudian disusul oleh Kabupaten Pati, Kabupaten Demak, dan Kabupaten Cilacap.
“Kemudian (setelah Blora) itu Kabupaten Grobogan ada 110 desa, Kabupaten Pati ada 49 desa, Kabupaten Demak ada 46 desa, dan Kabupaten Cilacap sebanyak 41 desa. Ini 5 besar wilayah yang distribusi air bersihnya sangat banyak,” sambungnya.