Selain itu, lanjut Suwardi, para peternak menilai Mentan gagal melindungi peternak rakyat.
“Jika pemerintah tidak bisa segera membantu para peternak, maka ia berjanji akan mengerahkan para peternak ayam untuk mengepung istana presiden, dan bertemu Presiden Joko Widodo,” ujarnya.
Salah seorang peternak ayam yang mengikuti aksi, Rila asal Sukorejo mengatakan, selama ini para peternak selalu merugi.
“Karena harga pakan sudah tinggi, namun harga telur masih rendah sampai saat ini Rp 17 ribu dari peternak,” ungkapnya.
Tuntutan lain yang disampaikan dari para peternak dalam aksinya, yakni meminta pemerintah berlaku adil sesuai dengan Permendagri Nomor 7 Tahun 2020, harga telur dinaikkan.
Kemudian, Pemerintah bersikap tegas membatasi budidaya menengah ke atas dan meminta presiden menerbirkan Perprea untuk melindungi peternak seluruh Indonesia.
Rila menambahkan, saat inj harga telur ditingkat peternak sudah mulai naik menjadi Rp 17 ribu per kilogram dibandingkan minggu lalu yang harganya di kisaran Rp 15 ribu per kilogramnya.
Padahal HPP (harga pokok produksi), dengan kondisi harga pakan naik adalah Rp 23 ribu per kilogram.
“Dari HPP tersebut, perternak menjual telur seharga Rp 16 ribu per kilogram, dan sudah merugi Rp 7 ribu dalam setiap kilogramnya,” pungkasnya. (Ak/El)