Otomotif

Polytron Luncurkan Mobil Listrik Perdana G3 dan G3+: Ada Skema Sewa Baterai, Segini Harganya

×

Polytron Luncurkan Mobil Listrik Perdana G3 dan G3+: Ada Skema Sewa Baterai, Segini Harganya

Sebarkan artikel ini
Polytron G3
Unit mobil listrik Polytron G3+ yang ditampilkan dalam acara ‘Innovation Day: Make Sustainable Impact with Digitalization’ yang berlangsung di Hotel Padma, Kota Semarang. (Made Dinda Yadnya Swari/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tv – Setelah sukses menjual motor listrik nasional, perusahaan elektronik asal Indonesia Polytron hadir dengan mobil listrik perdananya. Dua varian mobil listrik Polytron itu ialah G3 dan G+.

Kedua seri tersebut merupakan mobil dengan skema baterai sewa dan kepemilikan mobil sekaligus baterai.

Harga mobil listrik Polytron dengan skema sewa baterai yalkni G3 seharga Rp299 juta, dan G3+ Rp399 juta, dengan harga sewa baterai Rp1,2 juta per bulannya untuk jarak tempuh hingga 800 km.

Sementara itu, harga mobil listrik Polytron dengan skema pembelian baterai penuh ialah G3 seharga Rp419 juta dan G3+ Rp459 juta.

BACA JUGA: PT Djarum dan Polytron Renovasi 92 Rumah Tak Layak Huni di Kudus untuk Pengentasan Kemiskinan

Dikutip dari laman resmi Polytron, mobil listrik Polytron G3 dan G3+ dibekali baterai berkapasitas 51,9 kWh berjenis LFP, yang mampu menempuh jarak hingga 402 km berdasarkan standar CLTC.

Mobil listrik Polytron ini mengusung motor listrik bertenaga 150 kW atau setara 201 tenaga kuda serta torsi maksimum 320 Nm. Pengisian daya mobil listrik Polytron juga didukung teknologi cepat.

Dengan pengisian DC, baterai mobil listrik Polytron bisa terisi dari 20–70% dalam waktu kurang dari 35 menit. Untuk pengisian AC varian G3 mendukung daya 6,6 kW atau pengisian kurang dari 5 jam, sedangkan G3+ memiliki daya 11 kW atau pengisian kurang dari 3,5 jam.

Rilis G3 dan G3+, ini alasan mobil listrik Polytron tetap sematkan nama mereknya

Production Director Polytron, Ketut Wihardika, pun mengungkap alasan mengapa nama Polytron tetap disematkan pada mobil listrik perdananya.

“Mobil listrik tetap mereknya Polytron, kenapa? Karena kami tidak mau membedakan dari standar, kualitas, cara kita memperlakukan produk. Inilah kuncinya kami menunjukkan keseriusan,” ungkap Ketut dalam konferensi pers “Innovation Day: Make Sustainable Impact with Digitalization” yang berlangsung di Hotel Padma, Kota Semarang, belum lama ini.

Ketut menegaskan, perusahaan yang pertama kali berdiri di Kudus, Jawa Tengah pada 1975 silam ini menunjukkan keseriusannya dalam menggarap mobil listrik.

BACA JUGA: Polytron Stadium Resmi, Undip Kini Punya GOR Bulu Tangkis Bertaraf Internasional

Brand Polytron ini mau jadi bagian [mobil listrik], namun tidak bisa terakomodir secara keseluruhan, karena bisnis kami kan bukan otomotif, tapi brand-nya sama. Ini jadi satu gate point kami; kami serius menggarap ini,” tegasnya.

Ketut pun merespons soal mobil listrik yang tak Polytron rakit di pabrik sendiri. Sebab, Polytron belum memiliki fasilitas perakitan mobil secara mandiri. Polytron akan menggunakan pabrik produksi milik PT Handal Indonesia Motor.

“Kenapa tidak di Polytron? Bukan berarti gak bisa, tapi kami tend to market, untuk bisa ke pasar. Ini yang membuat kami harus siap di pasar lebih cepat dan mampu memberi solusi untuk konsumen, dan syukurnya laku,” pungkasnya. (*)

Editor: Mu’ammar R. Qadafi

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan