Padahal, figur seorang ayah tidak bisa tergantikan oleh pasangan lantaran keduanya memiliki peran yang berbeda.
“Karena pacar itu kan memang satu figur yang kita dapat afeksi dari dia, tapi dia bukan yang mendampingi kita dari kita lahir, bukan yang merawat kita dari kecil sehingga harus bertanggung jawab dengan segala kebutuhannya kita, bukan yang seperti itu,” lanjutnya.
BACA JUGA: Kurun Waktu 2 Bulan Terjadi 4 Kasus Bunuh Diri di Kota Semarang, Ini Kata Psikolog
Oleh karena itu, Pradipta menyebut syarat dua individu untuk dapat menjalin relasi romantis dengan salah satunya adalah sudah cukup dengan diri sendiri. Selain itu, relasi romantis erat dengan konsep take and give yang setara dan juga kesepakatan ekspektasi.
“Ekspektasi itu boleh, namun ekspektasi itu perlu ada kesepakatan bersama. Jadi untuk menjadi pacar itu apa yang kamu harapkan untuk dilakukan oleh pacarmu, tapi kamu juga butuh untuk nanya apakah dia bersedia melakukannya. Jadi ekspektasi kita ini juga menjadi lebih realistis, bukan tuntutan yang harus selalu terpenuhi,” tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi