“Sekarang ini kita sedang mengejar sertifikat untuk penjamah makanan. Kita akan kebut biar semua SPPG bisa mendapatkan sertifikat. Selanjutnya baru mengurus SLHS,” ujarnya.
Proses asesmen dan penerbitan sertifikat akan Dinas Kesehatan setempat lakukan.
“Dinas Kesehatan yang melakukan inspeksi atau penilaian, kemudian nanti terbit sertifikasi. Baru bisa beroperasi lagi SPPG-nya,” tegas Luki.
Ia memastikan kebijakan ini berlaku untuk seluruh SPPG di Banyumas. Saat ini, kata Luki, total ada 64 SPPG yang beroperasi di Kabupaten Banyumas. Dari jumlah itu, Luki memastikan hanya dua yang terindikasi keracunan massal.
“Kita sambil sekarang sudah dalam memproses pembuatan SLHS, karena beberapa SPPG kan sudah penjamah makanan. Tinggal menunggu melengkapi administrasi untuk SLHS,” pungkasnya.
Ada 408 siswa keracunan MBG per Senin, 29 September 2025, Dinkes Banyumas pastikan tak ada yang rawat inap
Sebagai informasi, jumlah pelajar yang keracunan usai menyantap menu makanan makan bergizi gratis (MBG) di Karanglewas, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, bertambah menjadi 408 siswa.
Sebelumnya, Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Banyumas mencatat ada 115 pelajar dari SD Negeri Pangebatan, SD N 1 Kediri dan TK N Pangebatan yang mengalami keracunan usai menyantap MBG. Tiga sekolah itu berada di Kecamatan Karanglewas.
115 pelajar itu mengalami gejala keracunan seperti muntah, pusing, mual hingga diare mulai Selasa, 23 September 2025 dan Rabu, 24 September 2025. Mereka menyantap MBG berupa nasi, telur, bihun, kuah soto, dan buah anggur tiga biji pada Senin, 22 September 2025. Kemudian pada Selasa, menunya berupa nasi, ayam goreng dan buah naga.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas Dani Esti Novia mengatakan, berdasarkan data terbaru korban yang semula terlaporkan sekitar 100 siswa bertambah menjadi 408 siswa.
“Total ada 408 siswa di Karanglewas yang dugaan kuat keracunan,” ujar Esti, Senin, 29 September 2025.
BACA JUGA: Viral Surat Rahasiakan Keracunan MBG di Cirebon hingga Sleman, BGN: Kami Tidak Pernah Menutupi Kasus
Ia menyebut, ratusan siswa dari berbagai sekolah itu menerima MBG dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Karanglewas Kidul. Namun, saat ini kondisi para siswa telah membaik.
“Kondisi sekarang sudah sehat semua, tidak ada yang rawat inap,” jelas Esti. (*)
Editor: Farah Nazila