Makin malam makin syahdu ketika penampilan akustik dari Dialektika dan WOL. Dua band indie pendatang baru asli Kota Semarang ini membius penonton lewat lirik lagu dan atraksi petikan gitar.
“Meskipun sederhana, tetapi ini wujud perhatian Pemkot Semarang kepada warganya. Seperti saya ini pulang kerja bisa menonton untuk melepas penat,” ujar Riski, satu di antaranya penonton.
Sambang Seni Semarang
Di penghujung, pemutaran film pendek komedi berjudul “Salah Beli” dari Taruna Liar menutup rangkaian acara yang berlangsung sejak pukul 19.00 hingga pukul 22.00 WIB.
Ketua Dekase, Adhitia Armitrianto mengatakan, keberadaan kampung seni budaya menjadi perhatiannya selama ini. Ia tak ingin kampung-kampung tematik itu hanya sekadar nama.
Adhitia menyampaikan, upaya Dekase bersama Pemkot Semarang yang di komandoi Mbak Ita terus bersinergi dan kolaborasi memperhatikan keberadaan kampung-kampung tersebut.
“Kami tak ingin melihat adanya kampung seni budaya seperti tempelan saja, tetapi ini sudah jadi dan ada. Makanya kami mendesak kepada pemerintah kota untuk terus memperlakukan keberadaan kampung seni budaya bahkan menambah lagi,” kata Adhitia.
Melalui Panggung Budaya Rumah Kita “Sambang Seni Semarang 2023” ini, menurutnya, merupakan ajang yang tepat untuk menggeliatkan kembali kesenian dan kebudayaan yang ada di Ibu Kota Jawa Tengah.
“Saya kira akan makin menunjang pembangunan di Kota Semarang. Selain soal fisik, kedua juga nonfisik yang sebenarnya lebih penting lewat seni dan budaya,” kata Adhitia.
Sedikit informasi, Panggung Budaya Rumah Kita “Sambang Seni Semarang 2023” ini akan digelar di enam kecamatan. Dalam pertunjukan itu menyesuaikan riwayat sejarah dari tiap kampung yang ia singgahi.
Sebelum di Kampung Seni Budaya Jurang Belimbing Tembalang, pagelaran ini berlangsung di Kampung Nelayan Tambakrejo, Kecamatan Semarang Utara pada Minggu (5 November 2023).
Selanjutnya, bergilir di Taman Tirto Agung, Kecamatan Banyumanik, Kampung Dongbiru, Kecamatan Genuk. Kampung Seni Budaya Manyaran, dan Kampung Genuk Krajan, Kecamatan Candisari. (*)
Editor: Elly Amaliyah