Lebih lanjut, Adi juga menyoroti pernyataan resmi dari UGM. “UGM sendiri sudah bilang, Jokowi lulus dari sana. Itu pernyataan kampus terbesar di Indonesia, bukan opini,” kata dia.
Terkait larangan mempublikasikan ijazah yang tertuju ke media, Adi menyebut itu bukan alasan untuk mencurigai.
BACA JUGA: Geger DPR RI Gelar Rapat RUU TNI di Hotel Mewah, Pengamat Adi Prayitno: Efisiensi Sekadar Jargon
“Bukan berarti kalau nggak boleh difoto, terus otomatis palsu. Logikanya aneh,” ucapnya. Ia menilai tindakan itu lebih pada bentuk kehati-hatian.
Menurutnya, isu ini selalu jadi bahan serangan oleh kelompok yang kecewa pada kebijakan Jokowi. “Ini bukan soal ijazah. Ini soal dendam politik,” katanya.
Adi menutup analisisnya dengan menyebut bahwa kebenaran di negeri ini sering kali bergantung pada posisi politik.
“Yang dukung Jokowi pasti bilang asli. Yang anti-Jokowi bilang palsu. Sederhana sekali polarisasinya,” pungkasnya. (*)