“Penyortiran itu (status kepegawaiannya) organik atau karyawan tetap. Ada sebagian pos yang sudah memakai kontrak atau outsourcing, karena kita punya sistem sendiri. Kalau robot itu jelas pengurangannya itu di tenaga manusia,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan transformasi tenaga kerja dengan menggunakan robot itu hanya berdampak pada bidang penyortiran.
“Kalau untuk pak pos atau antaran gak bisa, itu tetap tenaga manusia,” jelasnya.
Gelar unjuk rasa di Bandung
Sudarmaji mengaku, isu penggantian tenaga kerja dengan robot itu menimbulkan gejolak dalam perkumpulannya.
Pihaknya pun akan melakukan unjuk rasa sekaligus protes pada Selasa, 25 Juni 2024 di Bandung, Jawa Barat. Menurut pengakuannya, sebanyak 100 anggota SPPI Jawa Tengah – D.I Yogyakarta akan berangkat.
“Itu terjadi gejolak. Insyaallah besok tanggal 25 Juni kami akan bergerak dari semua DPW, ada beberapa teman-teman DPC juga, kita ke Bandung. Dengan bantuan KSPI, FSPMI, FSP KEP, dan semua lah federasi yang ada di Jakarta akan turun,” tandasnya.
BACA JUGA: Lowongan Kerja Syaratkan Batas Umur, Bagaimana Nasib Pegawai PHK Usia Lanjut?
Sebelumnya, terdapat pemberitaan bahwa Pos Indonesia (Persero) akan menggantikan sebagian besar karyawannya yang pensiun dengan perangkat robotik. Dengan begitu, BUMN ini dapat mengurangi beban pengeluaran tetap, khususnya terkait pembayaran gaji karyawan.
Direktur Utama PT Pos Indonesia Faizal Rochmad Djoemadi menjelaskan proses penggunaan perangkat robotik ini sudah dilakukan di sejumlah kantor Persero di Jakarta dan Surabaya.
“Processing di Surabaya dan Jakarta, kita sudah menggunakan robotik. Penggunaan robotik dan digitalisasi kita perluas, supaya apa, dengan robot kan lebih efisien, kerja 24 jam, tidak ada salah sortir karena human error, tidak ada rusak karena barang dilempar-lempar,” kata Faizal dalam sebuah wawancara, Kamis 13 Juni 2024. (*)
Editor: Farah Nazila