“Selain itu BOP juga bisa berguna untuk kegiatan parenting, tapi hanya konsumsi, setahun juga cuma 2 kali, BOP murni untuk kebutuhan sekolah terutama untuk anak,” tekannya.
Dukung makan siang gratis asal tidak gunakan dana BOP
Lebih lanjut, Christina menyampaikan keberatan soal adanya rencana Menteri Airlangga yang ingin menggunakan dana BOS/BOP sebagai anggaran makan siang. Menurutnya, dana BOP selama ini tentu terbatas.
Jika nanti dana BOP dialihkan untuk biaya makan siang gratis siswa, maka risikonya kebutuhan lain tidak bisa terpenuhi.
“Seandainya ini nanti anjuran uang BOP untuk makan bersama, kegiatan dan kebutuhan yang lain nggak bisa tercukupi. Sedangkan di sini nggak ada uang masuk, kita benar-benar free nggak ada biaya tambahan apa-apa,” keluhnya.
Sebenarnya, TK Negeri Pedurungan juga memiliki program tambahan makan gratis bagi siswanya. Namun, karena keterbatasan dana BOP itu, makan gratis hanya bisa diberikan 2 kali dalam setahun.
BACA JUGA: CEK FAKTA: Adian Napitupulu Akan Bawa Bukti Kecurangan Gibran di Sidang Hak Angket
Christina pun menyampaikan, jika memang pemerintah ingin memberikan makan gratis bagi siswa, lebih baik jika memberi anggaran baru khusus untuk makan siang. Atau sekolah mendapat kiriman makanan.
Dua skema tersebut tentunya lebih ringan bagi pihak sekolah alih-alih jika sekolah harus menganggarkan uang dari dana BOP untuk makan siang.
“Seandainya pemerintah memberikan bantuan makanan gratis, puji Tuhan kita sangat bersyukur, yang penting tidak mengurangi BOP yang sudah selama ini kita terima,” tandasnya. (*)
Editor: Farah Nazila