Sepuluh tahun eksis, lanjut Rio, Semarang Runners masih terus mempertahankan ciri khas kegiatan lari malamnya. Dalam jadwal Playon Kamis Bengi misalnya, sekitar 80 anggota berkumpul memenuhi halaman Balaikota Semarang.
“Karena kan cerita awalnya temen-temen pulang kerja nggak tau mau ngapain, akhirnya lari malam. Budaya itu seolah menjadi trademark-nya Semarang Runners dan kami jaga sejak 10 tahun lalu,” lanjutnya.
Semarang Runners gaungkan olahraga lari sebagai gaya hidup
Anggota komunitas itu yang kebanyakan dari kalangan mahasiswa dan pekerja pun menjadi perhatian khusus. Mereka ingin menyebarkan virus lari kepada lebih banyak kalangan, terutama anak-anak.
Rio sendiri menekankan pentingnya membangun ketertarikan akan olahraga lari sejak dini. Apalagi, olahraga lari merupakan salah satu olahraga dengan biaya murah namun berdampak besar bagi kesehatan.
BACA JUGA: Sapa Pendukung di Gelaran Pidato Kebangsaan, Anies Baswedan: Saya Bukan Lari-lari untuk Posting Foto
“Ke depannya akan ada project baru Semarang Runners Kiddo. Kami pengen ngajak adik-adik SD dan SMP untuk membekali teknik berlari sejak dini. Mudah-mudahan itu ke depannya bisa menjadi cikal bakal atlet Semarang,” harap Rio.
Selain itu, beberapa agenda lain juga secara rutin Semarang Runners selenggarakan demi terus menggaungkan lari sebagai lifestyle masa kini. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi