“Dalam transisi energi ini pasti ada proses-prosesnya, seperti transportasi kan transisinya dengan penggunaan mobil listrik dan ini (AML rice cooker) termasuk juga transisi ke energi listrik,” ungkapnya.
Dalam kacamatanya, transisi penggunaan AML rice cooker di rumah tangga ini termasuk ke dalam perubahan gaya hidup atau lifestyle.
BACA JUGA: Jawa Tengah Surplus Beras 2,41 Juta Ton, Bulog: Persedian Cukup Hingga April 2024
“Karena (AML rice cooker) ini perubahan sifatnya lifestyle, alangkah baiknya dimasifkan oleh kalangan menengah atas terlebih dahulu. Kemudian nanti masyarakat menengah ke bawah akan mengikuti,” tandasnya.
Dalam rilis resminya di laman esdm.go.id, Kementerian ESDM telah menerbitkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2023 tentang Penyediaan Alat Memasak Berbasis Listrik Bagi Rumah Tangga.
Sebagai turunannya, telah terbit pula Petunjuk Teknis Penyediaan Alat Memasak Berbasis Listrik (AML) melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 548.K/TL.04/DJL.3/2023.
BACA JUGA: Ketua DPRD Jateng: Harga Beras Naik Bakal Memicu Petani Berbondong-bondong Garap Sawah
Tujuan program pembagian AML
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Jisman P. Hutajulu, menyampaikan program pemberian AML rice cooker di tahun 2023 merupakan insentif kepada rumah tangga yang memenuhi kriteria tertentu.
“Tujuan program ini adalah menjamin akses energi bersih yang terjangkau, andal dan berkelanjutan. Selain itu program ini bertujuan mengurangi impor LPG untuk memasak, meningkatkan konsumsi listrik perkapita, serta mendukung teknologi memasak yang lebih bersih,” ujar Jisman di Jakarta, Senin, 9 Oktober 2023.
Lebih lanjut, Jisman menyampaikan pembagian AML rice cooker sebanyak 500.000 unit pada tahun 2023 di seluruh Indonesia ini berpotensi meningkatkan konsumsi listrik sekitar 140 GWh atau setara dengan kapasitas pembangkitan 20MW. Program ini juga berpotensi menghemat LPG sekitar 29 juta kilo atau setara 9,7 juta tabung 3kg.
“Program ini akan bermanfaat kepada pelanggan yang dapat menurunkan biaya sebagian memasak yang sebelumnya menggunakan LPG. Untuk Pemerintah, program ini dapat mengurangi subsidi impor LPG 3 kg untuk memasak. Bagi PLN program ini dapat meningkatkan penjualan listrik,” imbuh Jisman. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi