Hal tesebut guna menghindari terlantarnya bongpay berusia ratusan tahun itu. Sebab, kejadian serupa pernah terjadi di mana Makam China di Simongan yang malah dibongkar akibat kurangnya pengetahuan.
“Ini kita kumpulkan dulu, nanti kita surati Pemkot lagi, ini bisa nggak dimanfaatkan, atau kita juga bisa mengadakan seminar supaya bagaimana pemanfaatannya yang baik,” tambahnya.
Berusia ratusan tahun
Lebih jelas, pemerhati sejarah Tionghoa, Bram Luska turut menaruh perhatian pada bongpay yang lokasi penemuannya di Kelurahan Jomblang. Setelah meneliti secara sekilas, ia menjelaskan beberapa bongpay berusia lebih dari 100 tahun.
“Dari 17 bongpay ini, secara sekilas paling tua tahun 1901 dan tahun 1931, yang lain belum terlihat,” jelasnya.
Bram menjelaskan, bongpay terbengkalai di sekitar Kota Semarang bukanlah hal yang baru. Sebelumnya, ia pernah menemukan bongpay berusia lebih dari 300 tahun atau sejak 1701.
BACA JUGA:Banjir Mulai Surut, Stasiun Semarang Tawang Bank Jateng Kembali Layani Naik Turun Penumpang
Bongpay tersebut memiliki berat 500 kilogram dan ditemukan di Gunung Brintik atau Bukit Bergota pada 7 Desember 2020 silam.
“Saya selama 4 tahun meneliti sekitar sini, mulai dari Pasar Kambing sampai Tandang, dan Kedungmundu,” tandasnya. (*)
Editor: Farah Nazila