Dalam pernyataan selanjutnya, K.H. Ubaidillah mengajak santri, kiai, dan warga Nahdliyin memperkuat persatuan.
“Kami mengajak warga Nahdliyin, santri, kiai, dan pondok pesantren untuk merapatkan barisan serta mewaspadai ancaman yang dapat memecah NU,” tuturnya.
BACA JUGA: Buat Konten Viral Soal Pondok Pesantren, Trans7 Ramai Kena Boikot Warga
Ia menegaskan bahwa ajakan ini merupakan langkah moral, bukan respons emosional. Banyak pihak mendukung sikap K.H. Ubaidillah. Salah satunya Ninik Ambarwati, alumni Pondok Pesantren Attanwir, Bojonegoro.
Ia menilai sikap K.H. Ubaidillah mencerminkan ketegasan ulama yang tetap berpijak pada adab pesantren.
“Pesantren tempat lahirnya akhlak dan ilmu. Jika simbol moral bangsa dilecehkan, yang rusak bukan hanya lembaga, tapi akar budaya bangsa,” ucapnya.
Ninik berharap peristiwa ini menjadi pelajaran bagi media agar lebih berhati-hati. Ia menegaskan bahwa media seharusnya menjadi jembatan nilai, bukan alat provokasi.
“Kasus ini semoga jadi momentum introspeksi agar media, santri, dan kiai bersama memperkuat etika publik,” ujarnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi