BACA JUGA: Ketika Jolly Roger Berkibar Jelang HUT RI ke-80, Kritik Sosial Lewat Simbol Bajak Laut
Alur Cerita One Piece dan Semangat Kebebasan Generasi
Jika kita menelusuri seluruh saga One Piece, ada tema berulang tentang kebebasan, semangat melawan tirani, dan membela kebenaran hingga batas pengorbanan. Sejak Luffy yang menolak hidup tertindas di bawah Shichibukai maupun pemerintah dunia, hingga Joker dan aliansi bajak laut yang melawan kekuatan Yonko di Wano, cerita ini menjelaskan bahwa simbol bendera (Topi Jerami) lebih dari sekadar ikon animasi.
Bagi banyak penggemar anak-anak muda, bendera Topi Jerami menjadi representasi bebas berpendapat dan menantang status quo, seakan menjadikan kisah fiksi sebagai metafora perlawanan kreatif.
Adapun kaitannya dengan pengibaran bendera One Piece di Indonesia, masyarakat seolah ingin membawa semangat Luffy. Tidak tunduk pada tekanan sosial, dan menganggap penguasa bisa mendapat teguran secara simbolik tanpa kekerasan. Selain itu, pengibaran itu juga membawa nuansa solidaritas antar netizen-pejuang kebebasan berpendapat.
Meskipun pengibaran bendera One Piece bukan gerakan resmi 17 Agustus, fenomena ini menunjukkan pengaruh budaya pop global terhadap pengalaman kemerdekaan bangsa. Hal ini mencerminkan bahwa generasi muda Indonesia menyerap cerita fiksi Jepang seperti One Piece bukan hanya untuk hiburan, tetapi sebagai cara mereka menyampaikan pesan politik dan sosial secara simbolis.
Dari awal cerita hingga saat ini, Luffy dan kru Topi Jerami selalu diidentifikasi dengan bendera hitam tulang tengkorak berbendera bulat. Akan tetapi, di tangan masyarakat Indonesia, pengibaran tersebut berubah menjadi seruan simbolik yang membawa pesan semangat bersatu. (*)