Yang kedua, saat menjelang lebaran terdapat pengeluaran ekstra yang biasanya tidak teralokasikan pada hari biasa. Misalnya untuk pakaian, transportasi hingga hiburan karena adanya tradisi mudik.
Sewaktu mudik, lanjut Nugroho, juga terdapat aspek bahwa masyarakat ingin berbagi dengan saudara di desa. Selain itu, juga terdapat aspek pamer keberhasilan mereka di kota.
“Hal tersebut akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Kalau mudik akan sementara memeratakan pendapatan dari kota dan daerah maju ke desa dan daerah kurang maju,” ungkapnya.
Perputaran uang diprediksi mencapai Rp14 triliun
Sementara itu, Plh. Kepala Dinas Perhubungan, Erry Derima Ryanto memprediksi perputaran uang di Jateng pada lebaran 2024 mencapai Rp 14 triliun. Angka tersebut merupakan alokasi dari 18,23 juta orang yang akan beraktivitas di Jateng selama lebaran.
BACA JUGA: Petugas Gabungan Ramp Check di Terminal Semarang Jelang Lebaran, 12 Bus Kena Tilang
Nugroho pun optimis, angka tersebut akan mendongkrak perekonomian Jateng. Sebab, Jateng menjadi salah satu daerah tujuan mudik terbesar selama ini.
“Perputaran uang selama Ramadan dan lebaran akan membantu khususnya yang di daerah tujuan mudik, biasanya adalah daerah pedesaan. Juga pedagang sektor informal juga sangat terbantu,” tandasnya. (*)
Editor: Farah Nazila