Ia menyebut ada dua RW yang nantinya akan terdampak normalisasi yakni RW 4 dan RW 5. Siti juga meminta kepada warganya untuk menyiapkan dokumen yang diperlukan seperti sertifikat tanah, atau lainnya jika pengukuran lahan nantinya akan dilakukan.
“Selain rumah, juga ada sekolah, musholla, dan tambak aktif milik warga. Namun intinya warga semua sudah setuju, dan meminta dilakukan normalisasi, harapan kami tentu tidak ada sengketa biar dilakukan secara cepat,” jelasnya.
Rencana normalisasi akan dilakukan Kementerian PUPR usai kunjungan Basuki Hadimuljono beberapa waktu lalu. Pemkot Semarang bahkan telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 200 miliar untuk pembebasan lahan sepanjang 4,8 kilometer atau sekitar 11 hektar, di Sungai Plumbon. Anggaran ini juga digunakan untuk peninggian pembebasan lahan untuk peninggian jembatan Sungai Beringin.
“Saya setuju kalau memang mau dilakukan normalisasi, meskipun rumah saya kemungkinan kena,” kata Hartono warga RT3 RW 4, Kelurahan Mangunharjo.
Ia mengaku jika dirinya ingin hidup normal dan tidak dihantui dengan banjir ketika hujan lebat melanda. Ia juga telah mendengar tentang rencana akan adanya normalisasi sungai Plumbon. Namun terkait waktu pastinya, ia mengaku belum mengetahuinya.
“Yang jelas pengen nggak kebanjiran, walaupun harus kena gusuran. Tapi saya terima, karena pengen hidup normal apalagi biasanya, ada ganti untung,” ungkapnya.
Menurut informasi yang dihimpun, normalisasi Sungai Plumbon akan dilakukan sepanjang 4,8 kilometer dengan lebar sungai sekitar 20 sampai 25 meter. Imbasnya banyak perumahan, dan pertambakan milik warga yang menjadi korban. (Ak/El)