Scroll Untuk Baca Artikel
NasionalNews Update

Waspada Ancaman Resesi, Ita Imbau OPD Lakukan Percepatan

×

Waspada Ancaman Resesi, Ita Imbau OPD Lakukan Percepatan

Sebarkan artikel ini
Plt Walikota Semarang Hevearita G. Rahayu. /Foto: Ellya.

SEMARANG, 16/11 (BeritaJateng.tv) – Setelah dihantam pandemi Covid-19 selama dua tahun, industri kecil menengah (IKM) di Kota Semarang kini mulai menggeliat dan membantu dalam mengangkat perekonomian.

Namun pada tahun 2023 mendatang, diprediksi akan terjadi resesi, untuk itu Pemkot Semarang meminta agar dinas terkait atau organisasi perangkat daerah (OPD) bisa melakukan percepatan, terutama membantu pelaku IKM untuk bisa naik kelas.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

“Langkah yang kita lakukan tentu harus ada percepatan, dinas harus melakukan perubahan. Apalagi secara umum pemerintah sudah memberikan kemudahan. Jadi bagaimana kita gerak cepat untuk melakukan penanaman, serta pengolahan,” kata Plt. Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu saat acara Temu Usaha Industri di Hotel Pandanaran, Rabu (16/11).

Mbak Ita sapaan akrabnya, meminta pelaku usaha untuk siap dan mengantisipasi dampak yang ada. Jika ancaman resesi adalah kelangkaan energi dan pangan, maka harus dilakukan langkah percepatan pertanian secara modern.

“Misalnya dari segi pengolahan makanan, bagaimana membuat makanan awet saat panen, dan dibuat jangka panjang untuk digunakan saat resesi terjadi,” bebernya.

Alternatif bahan makanan lainnya pun harus dimanfaatkan saat terjadi kelangkaan. Apalagi jika resesi terjadi Pemerintah tidak bisa melakukan impor ataupun ekspor bahan makanan. Sebut saja tepung terigu, saat ini lanjut Ita, masyarakat tidak sadar harga mie instan mengalami kenaikan karena harga bahan dasar berupa tepung terigu mengalami kenaikan.

“Mungkin kita mampu beli, tapi kalau barangnya nggak ada gimana? Jadi harus ada alternatif lain, misalnya menggunakan jenis tepung lainnya. Hulu dan hilir ini harus berjalan berkesinambungan, OPD juga harus berjalan sesuai tupoksinya,” tambahnya.

Mbak Ita juga meminta agar Dinas Perindustrin memperbanyak acara Temu Usaha Industri ini, misalnya setiap tiga bulan sekali. Pasalnya industri terus mengalami perubahan setiap waktu atau dinamis, termasuk dari segi selera, model, taste dan lainnya. Belum lagi lagi, lanjut Ita terkait selera pasar luar negeri.

Tinggalkan Balasan