Jateng

Pembangunan Tak Boleh Caplok Lahan Sawah, Menteri ATR/BPN Usulkan Bangunan Vertikal

×

Pembangunan Tak Boleh Caplok Lahan Sawah, Menteri ATR/BPN Usulkan Bangunan Vertikal

Sebarkan artikel ini
lahan sawah
Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN), Nusron Wahid, usai menghadiri pertemuan dengan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dan 35 kepala daerah di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Kota Semarang, Kamis, 17 April 2025. (Made Dinda Yadnya Swari/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tv – Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Nusron Wahid menegaskan pembangunan pabrik, industri, hingga perumahan tak boleh sampai memakan lahan sawah.

Pasalnya, kata Nusron, Ketahanan Pangan menjadi program prioritas Presiden RI Prabowo Subianto.

Hal itu ia ungkap usai menghadiri pertemuan dengan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dan 35 kepala daerah di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Kota Semarang, Kamis, 17 April 2025.

BACA JUGA: Gegara Google Maps, 3 Mobil Nyasar ke Pesawahan Semarang

“Programnya Pak Prabowo ini paling prioritas kan ketahanan pangan, kedua itu ketahanan energi, ketiga itu MBG, keempat hilirisasi, dan kelima 3 juta rumah. Pangan butuh lahan, perumahan butuh lahan, hilirisasi pasti bangun pabrik dan butuh lahan kan?” ungkap Nusron.

Politisi Golkar itu menyebut pembangunan pabrik maupun perumahan tak boleh mencaplok lahan sawah agar tak menganggu program ketahanan pangan yang sedang dicanangkan.

“Bagaimana kelima program sama-sama jalan, tapi tidak saling mengganggu satu sama lain. Kalau nanti perumahan atau hilirisasinya makan sawah, akan terganggu sawahnya berkurang, berasnya berkurang. Kan nanti minus [produksi beras],” sambung Nusron.

Masalah lahan sawah tak sepele, krisis pangan bisa buat warga berkelahi

Dalam hematnya, persoalan lahan sawah bukan masalah sepele. Pasalnya, kata dia, tak tercukupinya pangan bisa menimbulkan keributan di masyarakat.

“[Tidak boleh] menonjol di satu titik tapi minus di titik yang lain, apalagi kalau minusnya itu pangan. Orang itu bisa perang, bisa berantem karena pangan. Kan gitu, Pak? Nah, karena itu ini tidak boleh terjadi,” tegas dia.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Respon (1)

Tinggalkan Balasan